Lihat ke Halaman Asli

Never Ending

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kicauan burung-burung di pagi hari menyambut pagi ini yang tampak cerah itu. Terlihat seorang gadis sedang duduk di beranda rumahnya sambil menatap ke atas awan. Sesya namanya, gadis cantik nan rupawan yang berumur 19 tahun.

“Non, makan dulu. Kalau non gak makan bagaimana non Sesya bisa sembuh?” Tanya Bi Inah, pembantu rumah tangga yang bekerja di rumahnya

Sesya terdiam tak ada jawaban dari mulutnya. Seketika dia menangis dan lari berhambur ke kamarnya, untung saja tak ada aktifitas perkuliahan di kampusnya, karena hari sabtu.  Sesya membuka lembaran demi lembaran buku yang ada ditangannya waktu itu, tangisan pun meluap dari matanya yang indah. Tak lama kemudian ia mengambil handphone yang berada di sebelahnya, lalu mengetikkan pesan yang di tujukan kepada Joshua, Joshua adalah kekasih Sesya sejak duduk di bangku kelas 1 SMA.

Josh, aku ingin ketemu kamu di taman bunga yang biasanya jam 15.00

Kring..kring

Tampak bunyi handphone dan terlihat ada tanda-tanda balasan dari Josh

Iya sayang, aku akan datang. Sampai ketemu nanti dan hati-hati di jalan ya sayang? Peluk ciumku selalu ada untukmu. Bless You..

Seketika langsung Sesya berbenah diri dan mempersiapkan diri untuk pergi karena waktu telah menunjukkan pukul 14.00. Jarak taman yang ingin di jangkau cukup jauh, Sesya berangkat lebih awal dan menunggu Joshua di sana.

***

Taman yang dimaksud Sesya adalah taman bunga yang penuh dengan bunga mawar, karena Sesya suka sekali dengan bunga mawar, dan itu adalah tempat favorit mereka berdua untuk bertemu di sela-sela kesibukan mereka sehari-hari. Tak lama kemudian mobil yang dikendarai Josh pun datang, segera ia turun dan menghampiri Sesya yang tengah duduk di bangku taman dekat dengan air mancur.

“ Ada apa, sayang? Tumben mengajak aku untuk bertemu jam segini? Ada masalah?”.Tanya Josh

“Tidak Josh, aku hanya ingin di sini dan ngobrol berdua denganmu, aku rasa aku merindukanmu dan sangat merindukanmu, entah kenapa rasa itu muncul walau kemarin sebenarnya kita baru saja bertemu. Tapi ada sesuatu hal yang mendesak aku untuk bertemu kamu.” (Sesya memeluk Josh sambil terisak).

“Sayang, hei.. kamu kenapa? Iya sayang aku di sini dan gak akan pergi ke mana-mana, aku selalu ada buatmu. Sudah jangan menangis.” Usapan tangan Josh penuh rasa sayang menghapus air mata Sesya yang mengalir dipipinya yang halus.

Sesya tak menjawab apa-apa, dia semakin erat memeluk kekasihnya itu dan semakin kencang pula tangisannya. Josh menatap Sesya bingung, karena tak biasanya dia seperti itu. Tak lama kemudian Josh mengajak Sesya untuk makan dan langsung mengantarnya pulang, karena waktu itu Sesya sudah terlihat pucat dan lemas.

Sesampainya di rumah Sesya turun dari mobil digandeng oleh Josh dan diantarkan ke dalam, belum sempat pintu gerbang terbuka, Sesya pingsan seketika di hadapan Josh. Josh panik memanggil Bi Inah yang sedang berada di dalam rumah, lalu Josh menggendong Sesya masuk menuju ke kamarnya. Dia ingin menunggui Sesya sampai dia tersadar, namun waktu menunjukkan pukul 20.00 segera ia langsung lari ke luar dan mengendarai mobilnya. Sebelum pergi ia menitipkan pesan kepada Bi Inah kalau dia tak bisa menunggui Sesya sampai bangun, karena harus menjemput orang tuanya di bandara.

***

Tak ada kabar apapun dari Sesya semenjak kejadian itu hingga sekarang, Josh berusaha menghubungi tapi tidak ada balasan dari kekasihnya itu. Padahal posisi Josh saat ini sedang tidak ada di Bandung, dia menemani orang tuanya selama beberapa hari di Jakarta. Ingin rasanya Josh berlari menemui Sesya dan melihat apakah dia baik-baik saja.

Kring...kring

Pesan From Sesya Sayang

Josh, aku baik-baik saja. Terima kasih waktu itu kamu mau mengantarku pulang. Maaf aku membuat harimu kemarin tidak begitu indah, bahkan aku mengacaukan harimu dengan aku pingsan dihadapnmu. Josh aku selalu baik-baik saja di sini. Aku harap kamu baik-baik ya di sana, salam untuk papa dan mama. Oh ya jangan lupa oeh-olehnya. Peluk ciumku selalu untukmu. :*

Josh tampak terlihat lebih lega setelah membaca pesan dari Sesya. Beberapa hari kemudian Josh dan keluarganya kembali ke Bandung, setelah ia mengantar orang tuanya ke rumah langsung cepat-cepat ia berpamitan dan menuju ke rumah Sesya. Sesampainya di sana tampak lengang rumah Sesya. Bi Inah keluar membukakan pintu untuknya.

“Sesya ada Bi? Tanyanya.

“ Non Sesya di rumah sakit den, kemarin di antar bapak sama ibu ke rumah sakit, Non Sesya pingsan lama den.” Jawab Bi Inah dengan muka yang sangat khawatir.

“Apa bi? Sesya di rumah sakit?”

Tanpa berpikir panjang Josh menuju ke mobilnya dan mengandarainya dengan begitu cepat menuju ke rumah sakit.

***

“Om, tante bagaimana keadaan Sesya?”

“Sesya masih mengalami masa kritis, Nak Josh.” Jawab ibunda Sesya.

Tak lama mereka mengobrol, kedua orang tua Sesya mengijinkan Josh masuk ke dalam untuk menemui Sesya. Josh hanya bisa terdiam mendapati kekasih yang sangat dicintainya itu terkapar tak berdaya dengan selang-selang yang terpasang di bagian-bagian badannya.  Josh menunggui Sesya sampai ketiduran di sebelah tangan Sesya.

Pagi pun tiba, tampak tangan kecil Sesya bergerak dan meraih kepala Josh lalu mengusap-usapnya. Josh terbangun dan melihat wajah kekasihnya itu seketika.

“Sa..yang..maafin aku.. karena aku tidak jujur padamu.” Sesya kembali terisak.

“Ssssstt... Sesya jangan banyak bergerak sayang. Istirahat dulu, jangan berfikiran macam-macam, aku hanya ingin kamu sembuh.” Ucap Josh sambil megang dahi Sesya.

“Josh aku ingin kamu membawaku ke taman malam ini, entah bagaimanapun caranya. Aku juga ingin kamu memberikanku setangkai bunga mawar biru.” Bisik Sesya lirih penuh sesak.

Josh sebenarnya tak memperbolehkan kekasihnya itu pergi bersamanya ke taman, karena pasti dokter dan orang tuanya juga tidak akan mengijinkan. Tetapi kenyataannya berbeda, Sesya diperbolehkan asal ada perawat dan kedua oarang tuanya ikut bersamanya. Akhirnya merekapun pergi bersama ke taman bunga, Josh pun menepati janjinya dia memberikan Sesya bunga mawar biru kesukaanya.

“Sayang, kamu lihat bintang yang menyala paling terang di sana. Ingat aku jika aku sudah tak berada di sampingmu. Ingatlah aku kalau jika aku sudah tak bersamamu. Kenanglah aku seperti bintang itu jika aku pergi nantinya dari hadapanmu.” Kata Sesya sambil merangkul pundak kekasihnya, Josh.

Josh terdiam bingung, apa yang mau di katakan kepada Sesya, karena sungguh Josh belum mengerti mengapa dia mengatakan demikian.

“Kamu ngomong apa sayang? Kamu mau pergi ke mana? Kamu gag boleh pergi.” Seketika Josh menangis dan memeluk Sesya dengan erat seakan Josh tak ingin membiarkan kekasihnya itu pergi.

“Sayang saat ini aku lelah, aku ingin diam dan terlelap, aku rasa waktuku sudah hampir tiba. Ketika bintang itu bercahaya semakin terang aku akan tetidur pulas. Nyanyikanlah aku sebuah lagu rindu untuk mengenangku kelak jika kau merindukanku” Sesya memejamkan mata dengan menangis dan pergi.

Sesya meninggalkan Josh untuk selamanya. Seolah Josh tak percya dia berteriak, menangis dan tak percaya bahwa kekasihnya akan meninggalkannya secepat itu.

***

Selesai pemakaman Sesya, orang tua Sesya menghampiri keluarga Josh danJosh sendiri. Josh tak kuasa menahan tangis jika melihat foto Sesya yang sedang tersenyum di atas batu nisan. Betapa sakitnya hati Josh ditinggal pergi untuk selamanya oleh kekasih tercinta.

“Nak, Josh. Sebelum Sesya pergi ia menitipkan ini untuk Nak Josh. Sesya sebenarnya mengidap Leukimia stadium akhir. Kami semua tahu 2 minggu yang lalu. Karena awalnya dia terlihat sehat dan tak menampakkan dirinya kalau sedang tidak sehat. Kami semua telah ikhlas melepas kepergian Sesya, dia harta yang kami punya sekarang diambil oleh Tuhan. Kami ikhlas, Nak Josh juga harus ikhlas supaya Sesya bahagia melihat Nak Josh dari kejauhan, supaya Sesya bangga memiliki pria yang tegar seperti Nak Josh.” Kata ibunda Sesya sambil merangkul pundak Josh dan berhambur pergi bersama suaminya meninggalkan Josh.

Di kamar Josh membuka bingkisan yang dibuat oleh Sesya, terlihat sebuah kotak musik, buku diary, dan bunga mawar biru yang sudah sangat layu di dalam kotak tersebut. Josh membuka satu persatu buku diary yang berisikan kisah-kisah manis bersamanya. Dari beberapa halaman yang dibuka oleh Josh terlihat secarik kertas yang terlihat seperti surat terjatuh di lantai, dan Josh cepat-cepat membukanya.

Senang jika kamu mau membuka dan membaca pesan ini sayang.

Semuanya terlalu singkat ya? Aku tahu bahwa aku sakit juga baru saja, tapi aku ikhlas untuk menerima semuanya. Semua ini aku berikan kepadamu supaya kamu tidak berlarut-larut dalam kesedihan. Kamu tetap Joshku yang aku miliki sampai kapanpun. Josh semua kisah indah kita sudah kita lalui bersama, aku memang mati untuk selamnya Josh, tapi cintaku dan sayangku tak akan pernah mati, tak akan pernah berakhir. Aku hidup di hatimu selalu. Walaupun saat ini aku sedang merasakan kesendirian, dan kedinginan di sini, tapi pelukanmu di taman beberapa waktu lalu adalah pelukan terhangat yang pernah aku rasakan. Sampai saat ini aku masih bisa merasakannya, walaupun Hampa. Sayang ketika kamu merindukan diriku, bukalah kotak musik ini dan lihatlah bintang, ketika ada bintang yang menyala paling terang, di sanalah aku berada sekaran. Aku bahagia karena aku pergi dengan membawa cinta putih darimu,Cinta abadi walaupun tak selamanya di miliki secara nyata. Aku tahu perasaanmu sekarang, kamu kehilanganku untuk selamanya. Tapi aku pastikan kamu tak akan kehilangan hatiku untuk selamanya, karena aku hidup di hatimu untuk waktu yang sangat lama. Janganlah kamu menangis, namun tersenyumlah. Tersenyumlah untuk orang-orang yang berjumpa denganmu. Karena kamu akan menemui sosok Sesya-Seya yang lain dalam kehidupanmu nantinya, Terimakasih untuk mawar biru yang pernah kamu beri untukku, terima kasih untuk kebahagiaan yang kamu beri untukku.

Peluk dan ciumku selalu ada untukmu, sayangku :*

Kekasihmu, Sesya

Josh tak kuasa menahan tangis, Josh memeluk surat itu erat-erat dan dipandangi semua kenangan yang ada melalui foto-foto Sesya yang tersisa. Josh yakin bahwa Sesya sekarang bahagia di sana. Raga sesya memang mati dan pergi untuk selamnya, tapi hati dan cinta tulus Sesya hidup selamanya di hati Josh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline