Lihat ke Halaman Asli

Igga mai

Mahasiswa Universitas PGRI Semarang

KKN UPGRIS 2021: Tingkatkan Kreativitas Anak di Era Pandemi dengan Membuat Konektor Hijab

Diperbarui: 19 Februari 2021   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

hasil karya anak-anak setelah adanya pelatihan konektor hijab (Dokpri)

Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) telah mengubah tatanan dunia dalam waktu singkat. Di masa pandemi seperti saat ini, sangat memengaruhi segala aspek kehidupan. Salah satunya pada pendidikan, semua institusi pendidikan terpaksa meniadakan pembelajaran langsung. Beberapa siswa merasa bahwa pembelajaran dari rumah terasa lebih berat dari sebelumnya. Hal tersebut dikarenakan pembelajaran secara tidak langsung (online) berisi penugasan-penugasan yang mengakibatkan banyaknya siswa mengeluh terutama siswa sekolah dasar.

"saya jenuh pembelajaran di rumah karena banyak tugas yang diberikan guru" Menurut Ernes salah satu siswa Sekolah Dasar Sayung

Untuk mengatasi kejenuhan siswa sekaligus meningkatkan kreativitasnya mahasiswa KKN UPGRIS 2021 Igga Mai Anggraini mahasiswi Pendidikan Biologi beserta rekannya Dikha Suryandari mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang bergabung dalam Duta Perubahan Perilaku. Kuliah Kerja Nyata atau KKN yang diadakan oleh Universitas PGRI Semarang pada tanggal 26 Januari - 26 Februari 2021. Pada kegiatan ini ditujukan kepada anak-anak yang berada di Desa Babadan Sayung RT 01 / RW 05 Kecamatan Sayung, Demak. Tujuan kegiatan ini untuk menghilangkan kejenuhan siswa Sekolah Dasar akibat banyaknya tugas yang diberikan oleh guru dengan melatih membuat konektor hijab untuk meningkatkan kreatifitas sekaligus belajar mengenai kewirausahaan. Merupakan salah satu program Kerja  yang dirancang dan diwajibkan oleh Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini yaitu Bidang Ekonomi sehingga Ide dalam pembuatan konektor hijab muncul di saat pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai. 

Melihat tali kur dan tali sepatu yang tidak terpakai begitu melimpah , Saya berinisiatif mengolahnya menjadi hal yang bermanfaat khususnya di bidang Ekonomi. Saya berfikir dala mebangun kreatifitas yang sesuai pada saat pandemi Covid-19 yaitu dengan membuat konektor hijab. Memperhatikan sekarang ini jenis masker sangat beragam, ada masker model hijab, ataupun non-hijab. Tentunya bagi pengguna hijab akan kesulitan jika akan menggunakan masker non-hijab. Solusi dalam permasalahan tersebut maka dari itu, dibutuhkan pengait antara tali masker non-hijab yang disebut juga konektor.  Konektor masker sangat penting dalam menunjang penampilan penggunaan masker dengan model non-hijab. Selain itu, konektor hijab rajut bentuknya yang cantik dapat menarik minat masyarakat untuk menggunakannya terutama dikalangan wanita. Bahan dan alat yang digunakan pun terbilang cukup murah dan mudah ditemui, seperti tali kur maupun tali sepatu. Hanya saja dalam pembuatannya dibutuhkankan bermacam-macam teknik yang dibahas pada pelatihan pembuatan konektor masker rajut. 

Berbekal kemampuan merajut dan kreativitas, Saya mengajari anak-anak Sekolah Dasar (SD) untuk membuat konektor hijab dari bahan tali kur atau tali sepatu yang tidak terpakai dan sebagai pandangan bisnis bagi mereka. Selain mengajarkan cara merajut saya juga memperkenalkan kepada anak-anak marketplace dengan cara memposting di Shopee dengan menjualkan hasil karya anak-anak dengan harga yang cukup terjangkau yaitu Rp 7.000. Pelatihan tersebut bertujuan untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat betapa pentingnya menjaga kesehatan tubuh dengan menerapkan hidup sehat dengan menggunakan masker saat bepergian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline