Lihat ke Halaman Asli

Festival Beksi Tradisional H. Hasbullah di Setu Babakan

Diperbarui: 16 Februari 2017   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sabtu pagi tadi (13/8), suasana di Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan kembali meriah. Pasalnya, ada perguruan silat Betawi atau yang terkenal dengan istilah maen pukulan sedang melangsungkan festival. Festival Beksi Tradisional H. Hasbullah nama acaranya.  Kegiatan ini baru pertama kali diselenggarakan oleh perguruan tersebut, namun animo peserta sangatlah tinggi. Tidak kurang dari 500 peserta dari 26 cabang latihan ikut serta. 

Mereka merupakan pesilat Beksi Tradisional H. Hasbullah yang datang dari berbagai penjuru, antara lain Depok, Tangerang, dan Jakarta. Mereka hadir membawa nama sanggar maupun nama sekolah. Usia peserta pun beragam, mulai dari balita hingga aki-aki yang sudah bangkotan. Tanpa mengenal batasan usia, para murid Beksi tumpah ruah memenuhi Setu Babakan. Bukan saja para peserta festival, orang tua dan keluarga peserta pun ikut menghantar dan menambah semarak acara. Dukungan orang tua dan keluarga memang merupakan kunci berhasilnya seorang murid mempelajari Beksi.

Beksi Tradisional H. Hasbullah sendiri merupakan perguruan silat Betawi yang memiliki sejarah yang panjang yaitu dari sekitar akhir abad 17. Menurut cerita yang didapat dari Sabenuh Masir, guru besar Beksi Tradisional H. Hasbullah, aliran ini berawal dari Kampung Dadap, Tangerang. Dahulu kala, terdapat seorang Cina bernama Lie Cheng Oek yang bagi perguruan Beksi Tradisional H. Hasbullah merupakan guru pertama aliran ini.

 Dua murid Lie Cheng Oek yaitu Ki Marhali dan Kong Ghojalih merupakan guru H. Hasbullah, sebelum H. Hasbullah pada akhirnya belajar Beksi langsung dari Lie Cheng Oek. Haji Hasbullah merupakan guru Beksi yang memiliki perawakan kecil, namun memiliki kepalan tangan yang besar.  Kenapa kepalan menjadi highlight? Karena pukulan dengan kepalan terbalik merupakan ciri khas Beksi yang membedakannya dari aliran silat lain di tanah Betawi.

Dari H. Hasbullah, aliran ini diestafetkan ke tangan menantunya yaitu Bapak Sabenuh Masir.  Sabtu tadi, para pelatih Beksi Tradisional H. Hasbullah mempertontonkan kebolehan murid-murid mereka. Acara ini tentu bukan sebagai ajang pamer ataupun jago-jagoan. Acara ini merupakan salah satu cara bersilaturahmi sesama pesilat Beksi  sekaligus melakukan syi’ar pada masyarakat luas mengenai keberadaan satu beladiri khas Betawi bernama Beksi.

Dalam perguruan ini, setiap murid akan mempelajari gerak formasi, 12 jurus Beksi, 5 jurus dari H. Hasbullah, dan 4 jurus dari Sabenuh Masir. Pada Festival Beksi Tradisional H. Hasbullah ini hanya 3 kategori yang dilombakan, yaitu Formasi 1, Jurus Beksi Dasar, dan Jurus Pukulan Empat Penjuru. Selain itu, diberlakukan juga kategorisasi usia yaitu kategori anak-anak, kategori remaja, dan kategori dewasa. Sebuah piala bergilir pun diperebutkan untuk menambah motivasi peserta. Kegiatan festival ini juga diisi dengan  latihan bersama dan dimeriahkan oleh penampilan palang pintu, pertunjukan aplikasi Beksi menggunakan rotan dan golok, tarian Betawi, serta pengobatan gratis di Klinik Beksi. Rencananya, kegiatan ini akan diselenggarakan rutin setiap tahun dan jurus yang diperlombakan juga akan lebih bervariasi.

tulisan ini pernah terbit di www.majalahbetawi.com  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline