Lihat ke Halaman Asli

Iftinaity Shaumi Rahma

Universitas Diponegoro

Mahasiswa Undip Serukan Gerah Pol: "Gerakan Larikan Anti Hoax Politik" di Desa Larikan

Diperbarui: 14 Agustus 2023   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. KKN TIM II UNDIP

Pekalongan - Salah satu anggota KKN Tim II Universitas Diponegoro yang bernama Nadya Safa Avrileonaputri melakukan program monodisplin dengan memberikan sebuah edukasi dengan judul GERAH POL : "GERAKAN LARIKAN ANTI HOAX POLITIK" yang diselenggarakan di Masjid Nurul Iman Desa Larikan, Kecamatan Doro, Kabupaten Pekalongan.

Menurut Tia, selaku anggota KKN Tim II Undip di Larikan, kegiatan yang telah berlangsung tersebut sangatlah penting untuk mengedukasi masyarakat agar lebih peduli terhadap politik Indonesia yang lebih positif.

"Kita tahu bahwa politik sangat lah sensitif bila disertai dengan banyaknya berita hoax yang beredar, maka daripada itu diperlukan adanya penyuluhan terkait pencegahan penyebaran berita hoax pada masyarakat terlebih khususnya di lingkup Desa Larikan ini."  jelasnya, Kamis 11 Agustus 2023.

Nadya yang juga pembuat program kerja KKN monodisiplin itu menjelaskan bahwa dilaksanakan proker edukasi GERAH POL terserbut dikarenakan ia melihat pada pemilihan umum tahun 2019 banyak tersebar berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya, dan ia pun mengajak pada masyarakat Desa Larikan untuk dapat bijak menerima berita yang beredar.

"Melihat peristiwa di tahun 2019 disaat dilaksanakan pesta demokrasi banyak tersebar berita simpang siur dan tidak ada kebenaran dari berita tersebut terakait pemilu 2019, maka perlu menyadarkan kembali masyarakat Indonesia untuk  lebih melek terhadap berita yang beredar terkait pemilu 2024." pungkas Nadya.

Penyampaian edukasi GERAH POL dilakukan melalui poster kepada para hadirin pengajian di Masjid dan memiliki jargon 3S, "Saring Sebelum Share", edukasi ini  telah diberikan oleh Mahasiswa KKN TIM II Universitas Diponegoro bertujuan agar masyarakat lebih melek lagi dan dapat membedakan sebuah berita terkait politik apakah berita tersebut benar-benar adanya atau ternyata hanya sebuah berita yang hoax.

"Untuk edukasi dilakukan dengan memakai sarana poster yang ditempel di mading mesjid untuk mempermudah masyarakat memahami pesan yang disampaikan, begitu juga jargon 3S sebagai cara supaya para peserta lebih semangat untuk memahami bagaimana memilih berita yang terjamin kebenarannya." jelas Nadya.

Harapannya dengan diadakan program edukasi tersebut dapat menjadikan masyarakat lebih bijak pada berita yang beredar agar tidak terkena hoax untuk menyambut pemilhan umum yang aman serta kondusif pada tahun 2024 mendatang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline