Jika berbicara tentang politisi muda, nama yang pertama kali terbersit dalam pikiran saya adalah Alexandria Ocasio-Cortez (AOC). Seorang aktivis dan politisi partai Demokrat yang kini menjadi anggota kongres AS dari daerah pemilihan 14 New York.
Saat terpilih pada tahun 2018, dia berhasil memenangkan primary (pemilihan calon partai untuk pemilu) dari politisi senior Joseph Crowley, yang sudah memenangkan pemilihan 10 kali berturut-turut.
Di tingkat dapil, AOC menang telak dari lawan-lawannya dengan mengantongi 78% suara. Kemenangna ini mengantarkan dia menjadi anggota kongres perempuan termuda sepanjang sejarah Amerika Serikat.
Latar belakang AOC sesungguhnya jauh dari dunia politik. Dia lahir dari keluarga hispanik di Bronx, New York. Kedua orang tuanya merupakan keturunan Puerto Rico. Masa kecil sampai sekolah menengah dihabiskan AOC di sekolah umum.
Saat memasuki Boston University, ayahnya meninggal karena kanker paru-paru. Kesadaran politik AOC tergugah saat berusaha mengesahkan harta warisan ayahnya di pengadilan.
Di sana, ia merasa bahwa birokrasi pengadilan sangat berbelit dan menyulitkan keluarga yang ditinggal mangkat kepala keluarga.
Pengalaman langsung AOC di dunia politik adalah saat dia menjadi pegawai magang di kantor Senator Ted Kennedy (adik dari presiden AS, JFK).
Selama magang, ia mengurus isu luar negeri dan imigrasi sesuai dengan jurusan yang ia tekuni di universitas. Sebagai orang yang fasih berbahasa Spanyol, AOC sering diminta Senator Ted untuk menerima tamu yang lebih lancar berbahasa Spanyol dari pada Inggris.
Setelah lulus cum laude dari Boston University, AOC kembali ke New York dan membantu ibunya untuk membayar tagihan dan cicilan rumah. Dia bekerja sebagai bartender sambil membuka penerbit kecil Brook Avenue Press.
Di samping itu, dia aktif di LSM Institut Hispanik Nasional (National Hispanic Institute) yang rutin mengadvokasi warga minoritas hispanik di New York.