Lihat ke Halaman Asli

Iqbal Iftikar

Penulis Wannabe

Ber-"Bhinneka Tunggal Ika" Bersama Bhin Bhin, Atung, dan Kaka

Diperbarui: 5 Juni 2018   10:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Twitter Asian Games 2018

Tradisi maskot dalam event olahraga internasional dimulai pada tahun 1968 di Olimpiade Musim Dingin Grenoble, Perancis. Maskot pertama tersebut berupa ilustrasi atlit ski bernama "Schuss". Secara resmi, penggunaan maskot dalam Olimpiade dimulai pada Olimpiade Musim Panas 1972 di Munich dengan diperkenalkannya Waldi, anjing Dachshund berwarna cincin Olimpiade sebagai maskot event.

Di Asian Games, penggunaan maskot baru dimulai pada Asian Games IX New Delhi. Panitia pelaksana memilih Appu, seekor anak gajah India, sebagai maskot. Appu terinspirasi dari seekor gajah di dunia nyata bernama Kuttinarayanan yang kakinya patah karena kecelakaan saat berumur 7 tahun. Setelah Asiad IX, setiap edisi Asian Games menghadirkan maskot baru.

Asian Games X Seoul 1986 memiliki Hodori, harimau Siberia yang merangkap menjadi maskot Olimpiade Seoul 1988. Beijing 1990 dimaskoti oleh panda bernama PanPan. Di Hiroshima 1994, Poppo dan Cuccu, sepasang merpati putih menjadi maskot yang melambangkan perdamaian dan kebangkitan Hiroshima pasca Perang Dunia II.

Lalu, di tahun 1998, Bangkok memilih gajah Thailand sebagai maskot. Gajah tersebut diberinama Chai Yo yang berarti kepuasan, kebanggaan, sukses, persatuan, dan kebahagiaan. Setelah itu maskot Asian Games disusul oleh Duria (camar laut maskot Busan 2002), Orry (kancil gurun maskot Doha 2006), 5 kambing gunung (A Xiang, A He, A Ru, A Yi dan Le Yangyang sebagai maskot Guangzhou 2010), dan 3 anjing laut (Barame, Chumuro dan Vichuon sebagai maskot Incheon 2014).

Mengenal Maskot Asian Games 2018
Untuk Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang nanti, Panitia Pelaksana Asian Games Indonesia (Indonesia Asian Games Organizing Committee/INASGOC) memilih 3 maskot sebagai representasi semangat Asian Games. Ketiga maskot tersebut adalah burung cendrawasih bernama Bhin Bhin, rusa Bawean bernama Atung, dan badak bercula satu bernama Kaka.

Ketiga maskot tersebut diluncurkan akhir Juli 2016 bersamaan dengan pengumuman motto dan logo baru Asian Games 2018. Sebelumnya, burung cenderawasih bernama Drawa sempat diusulkan sebagai maskot namun ditarik setelah mendapat kritik dari masyarakat.

Drawa, maskot Asian Games 2018 yang dikritik masyarakat. Sumber: insidethegames.biz

Penentuan tiga maskot Asian Games ini bukan tanpa alasan. Mulai dari penamaan, nama ketiga maskot tersebut diambil dari semboyan negara kita, Bhinneka Tunggal Ika. Pemilihan wujud ketiga maskot tersebut pun merepresentasikan keberagaman Indonesia. Bhin Bhin mewakili Indonesia timur (burung cenderawasih), Atung mewakili Indonesia tengah (rusa Bawean) dan Kaka mewakili Indonesia barat (badak Jawa).

Selain itu, ketiga maskot tersebut juga digambarkan mengenakan kain tradisional yang menjadi identitas Indonesia. Di bagian perut setiap maskot terdapat logo Asian Games yang berupa matahari merah.

Secara filosofis, ketiga maskot ini menunjukan semangat Asian Games dan olahraga. Burung cendrawasih merepresentasikan strategi, rusa mewakili faktor kecepatan dan badak menunjukan kekuatan. Dalam pengertian saya pribadi, ketiga maskot ini justru menggambarkan motto Olimpiade: Citius, Altius, Fortius.

Setelah peresmiannya, Bhin Bhin, Atung, dan Kaka kerap tampiil di berbagai ajang promosi Asian Games. Mulai dari televisi, acara sosialisasi di sekolah dan car free day, media sosial, dan lain sebagainya. BRI sebagai sponsor utama pun mengeluarkan kartu Brizzi spesial Asian Games bergambar maskot Asian Games.

Kurang lebih, 75 hari lagi hingga Bhin Bhin, Atung dan Kaka ikut menyebarkan pesan Bhinneka Tunggal Ika ke seluruh dunia...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline