Lihat ke Halaman Asli

Ifla Maulana

Ruang belajar

Ahlul Yasin: Sandal dan Harga Diri yang Dipertaruhkan

Diperbarui: 1 Juli 2023   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sudah beberapa hari ini saya merenung. Dan terkadang terasa begitu meditatif sebelum segala keresahan di kepala menyembul menjadi tulisan ini. Saya merenung bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan problem yang sedang dihadapi oleh seorang kawan. Dan di sini saya akan mencoba mengurai problem itu dengan metafora "harga diri" secara perlahan-lahan. 

Jelang siang, langit belum juga membiru. Lelaki itu sedang duduk di beranda rumah. Ia adalah Ahlul Yasin (29), pemuda sederhana yang terkenal di seantero Mertapada. Sosoknya tak perlu diragukan. Pemuda yang berwajah tidak jelek namun gagal juga disebut tampan. Lelaki yang penuh wibawa dan terkenal ramah kepada siapapun itu kini sedang menghadapi masalah yang tak biasa. Suatu masalah yang akan menjadi pertimbangan dirinya dengan masa depan.

Pasalnya, Yasin melakukan kesalahan fatal yang membuat dirinya diragukan oleh keluarga sang kekasih. Padahal, ia tak pernah bermaksud menurunkan harga diri siapapun. Itu murni keteledoran dari sosoknya.

"Kali ini saya sedang gamang, kesalahan yang saya buat ini akan menjadi satu bahan restrospeksi ke depan," jelas Yasin.

Menjemput Rindu

Mulanya, saat Yasin hendak ingin menjemput kekasihnya bernama Putri yang baru pulang dari Semarang di Stasiun Prujakan. 

Yasin menganggap hubungannya dengan Putri itu baik-baik saja. Bahkan saat itu, kekasihnya mengirimi pesan bahwa ia akan segera balik ke Cirebon pada Sabtu malam. Yasin terlihat bahagia, karena sudah beberapa bulan hubungan mereka terpisah oleh jarak.

"Mas, besok malam aku sampe Cirebon," kata Putri, kekasihnya melalui pesan.

Kuning sore telah menua. Matahari telah beringsut. Yasin beserta dua kawan karibnya sedang berada di rumah Pak Dul. Mereka bertiga baru saja mengerjakan mandat untuk membasmi rayap di rumahnya. Pak Dul merupakan guru sekaligus orangtua bagi mereka bertiga. Dan Ia adalah orang yang paling berjasa bagi hidup Yasin. 

"Kurang apa saya ke Yasin? Sudah kuberikan semuanya, termasuk harta juga masa depan," ucapnya, pada saat saya mewawancarainya. 

Pada jam 18.00, detik mulai melambat. Tetapi detak jantung terasa begitu cepat. Yasin bergegas menyiapkan segalanya untuk menjemput kekasihnya di stasiun. Ia mulai beres-beres. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline