Lihat ke Halaman Asli

Saatnya Kita Bilang: "Sempurna!"

Diperbarui: 3 Juni 2017   12:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Beberapa waktu yang lalu, seorang pesulap dari Indonesia, Demian Aditya 36 tahun,Jakarta, tampil di acara pencarian bakat terkenal American Got Talent. Penampilan dia dapat kita lihat bersama-sama di youtube(sudah saya sediakan di bawah paragraf ini). Untuk para fakir kuota, pokoknya Demian memborgol kedua tangannya dengan rantai, masuk ke dalam kotak tersebut, mengikat leher dan kakinya, lalu  mengurung dirinya di suatu kotak kaca tembus pandang dari depan. Di atas kotak kaca tersebut ada suatu penghalang berupa kayu/besi yang di atas penghalang tersebut ada setumpuk pasir yang akan terus bertambah jumlahnya setiap detik melalui semacam keran pasir. 

Penghalang tersebut tentu memiliki daya tahan tertentu, misalnya dapat menampung 400 kg pasir. Jika lebih dari 400 kg maka penghalang tersebut akan hancur dan pasir di atasnya akan jatuh dan mengubur Demian hidup-hidup. Demian diharuskan untuk keluar dari kotak tersebut kurang dari dua menit (Sistem permainannya mirip jam pasir yang digunain di acara The Jungle di stasiun televise Spacetoon beberapa tahun lalu). Lalu, keran pasir dibuka, Demian mulai berusaha membuka borgol dan semua ikatan pada tubuhnya. Sayang sekali, dua menit terlewat, pasir tersebut jatuh dan mengubur tubuh sang illusionis. Keempat juri dan seluruh penonton panik. 

Dua asisten berbaju hitam datang berusaha membantu mengeluarkan Demian dari tumpukan pasir tersebut. Salah satu asisten, berusaha memecahkan kaca tersebut. Tapi, secara ajaib ternyata asisten tersebut adalah Demian.  Satu komentar saya terhadap penampilannya yang agak kurang, Demian lupa kata-kata favoritnya, “Saatnya kita bilang…sempurna!” atau mungkin dalam bahasa Inggris, “Now, it’s time to say…..Perfect!

Hhhmm…aneh. Para juri dan penonton yang taddinya kaget memberikan standing ovation pada Demian sang illusionis. "Saya sesenang ini melihat kamu ternyata masih hidup," kata Howie Mandel, salah satu juri AGT.Akhirnya, Demian mendapat 4 YES atau fullscore dan melaju ke babak selanjutnya. Bangga! Hal menarik terjadi di sesi komentar di video penampilannya di Youtube. Satu jam pertama setelah di upload, para orang luar memberikan komentar “How you could do this?”, “It is so amazing”, “I watch this for the first time.” Satu jam berikutnya, orang-orang Indonesia yang bangga dengan saudara sebangsanya mulai bermunculan dengan komentar “I am proud of you”, “He is from Indonesia”, “He is from WKWKWKWK land” dan sebagainya. Satu jam berikutnya lagi, komentar-komentar yang menurut saya tidak pantas bermunculan. “Ah, gua juga bisa. “, “Itu cara kaburnya, begini-begini-lalu begini.”, “Udah sering lihat di TV”, “istrinya lebay pake nangis segala” dan komentar pedas lainnya.

Bagi kalian yang sering nonton aksinya Demian di televisi kesayangannya masing-masing pasti trik-trik melarikan diri Demian di American Got Talent ini akan terlihat sangat biasa. Dia sering melakukan aksi yang lebih menakjubkan dan berbahaya dari ‘sekadar’ melarikan dari setumpuk pasir. Kita pernah melihat dia melarikan diri dari akuarium yang jika dia gagal melakukan hal tersebut dalam dua menit, puluhan piranha akan mencabik-cabik tubuhnya.  Kita pernah melihat dia dikubur hidup-hidup di dalam tanah, lalu muncul secara ajaib sebagai salah satu penggali kuburan tersebut .

Demian adalah seorang pesulap, tentu lah ada trik yang digunakannya. Dia bukan Nabi, yang menurut para believernya mempunyai mukjizat dari Yang Diatas. Bukan pula shinobi, yang punya chakra untuk mengeluarkan berbagai jutsu. Memangnya apa sih yang kalian harapkan? Saya yakin adalah atraksi yang benar-benar mistis dan di luar nalar manusia, ya kan. Gak heran, batu Ponari yang hanya sekadar batu ditaruh air di atasnya yang bisa menyebuhkan segala penyakit lebih menarik bagi (sebagian) masyarakat Indonesia seperti kalian.

Itu memang trik yang dibutuhkan. Dia sedang menampilkan aksi pertunjukan, bukan aksi bunuh diri. Kalau di dalam film horror, hantunya bisa tiba-tiba muncul di tirai tapi sedetik kemudian hilang lalu muncul lagi memenuhi layar menganggetkan penontonnya, apa itu benar-benar nyata? Engga kan, itu hanya trik. Sama saja seperti disini, dihadirkan untuk memenuhi syaratnya sebagai sebuah seni pertunjukan.

Apakah salah membeberkan trik seorang pesulap? Menurut akal sehat gua, gak salah, TAPI tempatnya tidak sesuai. Kalian menyebarkan hal tersebut di suatu platform publik yang semua orang dapat membacanya. Lantas, apabila semua orang tahu trik tersebut, bagaimana dia(dan pesulap-pesulap lainnya) menampilkan hal tersebut di lain kesempatan. Kalian baru saja menghilangkan sumber mata pencaharian seseorang. Kalau kalian ingin menunjukkan bagaimana trik tersebut bekerja, lakukanlah di komunitas-komunitas pesulap tempat kalian para pesulap mahir ataupun amatir berkumpul. Di komunitas tersebut kalian dapat saling sharing trik-trik yang kalian gunakan. Yang pernah atau ikut komunitas pesulap, pasti tahu tidak mudah melakukan trik tersebut. Dibutuhkan ketepatan dan gimmick muka yang tepat agar tetap menjaga ketegangan di wajah penonton.

Seorang pembeber atau the spoilerman adalah seorang yang sialan. Saya akan menunjukkannya. Kita kembali ke film horror. Andaikan kamu sedang menonton film tersebut sendirian. Di pertengahan film,  seorang temanmu datang dan duduk bergabung, tentunya dia sudah pernah menonton duluan film tersebut. Lalu, saat hantunya akan muncul temanmu si spoilerman ini dengan sialannya memberi tahu duluan, “Nih, si hantu bakal keluar dari atas lemari.” Apa akibatnya? Pertama, kamu kehilangan sensasi ketakutan yang seharusnya kamu dapatkan, menonton ulang film tersebut tentu tidak akan memberikan sensasi yang sama lagi. Kedua, si spoilerman (mungkin) akan menanggung amukan kamu. Ketiga, kamu mungkin akan menganggap spoilerman orang yang berbeda seperti saat dia belum melakukan aksinya, begitu juga si spoilerman akan menganggap kamu orang yang berbeda.

Poinnya adalah janganlah untuk yang sudah sering menonton aksi sejenis ini, lalu menjadi seorang spoilerman sialan. Daripada begitu, marilah kita memposisikan diri sebagai seorang yang baru pertama kali menonton aksi pertunjukan ini, nikmati saja seni pertunjukannya dan berikan applause sebesar-besarnya dan berkata/berkomentar kepada seorang  Demian yang sedang mengharumkan nama Negara ini dengan quote terkenalnya, “Saatnya kita bilang….sempurna!!!”

PS

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline