Tuhan menciptakan makhluk di dunia ini dengan berbagai macam bentuk dan warna, yang memiliki persamaan dan perbedaan dan empat disiplin ilmu yang akan kita bahas yaitu, filsafat manusia, psikologi, sosiologi, dan antropologi juga demikian. Persamaan yang ada pada empat disiplin ilmu tersebut terdapat pada objek kajiannya, yaitu manusia. Mereka semua sama-sama mengkaji tentang manusia dan hal yang berhubungan dengan manusia, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Akan tetapi terdapat perbedaan yang juga terletak pada objeknya. Setiap disiplin ilmu tersebut mengkaji manusia dari sudut pandang dan bagian yang berbeda, namun perbedaan yang ada pada masing-masing disiplin ilmu tersebut tidak harus membuat mereka saling menjelekkan atau pun menjatuhkan satu sama lain, justru seharusnya saling menguatkan. Karena pada dasarnya setiap disiplin ilmu membutuhkan disiplin ilmu yang lainnya.
Filsafat menurut Ir. Poedjawijatna adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka. Berangkat dari pengertian tersebut, kita dapat berpikir bahwa ilmu filsafat adalah ilmu yang mengkaji sesuatu tidak dari segi yang spesifik tapi dari segala sudut. Misalnya objek dari filsafat adalah manusia, maka filsafat akan membicarakan manusia sedalam-dalamnya dengan akal pikiran, ilmu filsafat juga akan menjawab serta memikirkan, apa esensi dan eksistensi manusia? Bagaimana posisi manusia di alam ini? dan untuk apa manusia hidup? Dan seterusnya. Selama manusia itu bisa dikaji dan dipikirkan hingga mendalam, maka filsafat tidak akan berhenti. Dalam memperoleh pengetahuan, filsafat tidak hanya menggunakan metode seperti disiplin ilmu lain, yaitu metode observasi yang akan menghasilkan sesuatu yang empirik. Filsafat tidak seperti itu. Segala sesuatu yang tidak rasional pun akan dikaji oleh filsafat.
Sosiologi adalah ilmu yang memiliki objek kajian sama dengan filsafat manusia, yaitu manusia. Lalu apa perbedaannya? Sosiologi mempelajari manusia hanya pada hal yang spesifik, yaitu cara manusia bersosial, berinteraksi dengan manusia lainnya dan hanya terbatas untuk menjawab tentang perilaku manusia dalam lingkup sosialnya. Beda halnya dengan filsafat yang membahas tentang esensi manusia yang tak pernah ada batasan sosial atau perilakunya. Menurut Auguste Comte sosiologi adalah suatu disiplin ilmu yang bersifat positif yaitu mempelajari gejala-gejala dalam masyarakat yang didasarkan pada pemikiran yang bersifat rasional dan ilmiah. Dari pengertian itu saja sudah sangat tampak perbedaannya dengan filsafat. Dalam memperoleh suatu pengetahuan, sosiologi hanya menggunakan metode yang rasional dan ilmiah atau empirik, sedangkan filsafat menggunakan metode yang tidak hanya terbatas pada rasional atau empirik, entah itu rasional atau nonrasional, empirik atau pun nonempirik, selama objek itu masih bisa dipikirkan, maka filsafat akan terus berjalan mencari kebenaran dari objeknya.
Sebelum tahun 1879, psikologi merupakan bagian dari filsafat, dan dikaji oleh filsafat. Namun mulai dari tahun itu dan seterusnya psikologi berdiri sendiri sebagai satu disiplin ilmu yang mandiri. Psikologi juga mengkaji tentang manusia, tapi dari segi kejiwaannya. Menurut Rosleny Marliany psikologi dapat diartikan ilmu jiwa. Makna ilmu jiwa bukan mempelajari jiwa dalam pengertian jiwa sebagai soul atau roh, tetapi lebih mempelajari kepada gejala-gejala yang tampak dari manusia yang ditafsirkan sebagai latar belakang kejiwaan seseorang atau spirit dari manusia sebagai makhluk yang berjiwa. Jiwa memang sesuatu yang abstrak dan sesuatu yang abstrak juga menjadi kajian dari filsafat, akan tetapi, psikologi tidak akan membahas sedalam itu, karena psikologi hanya terbatas pada kajian jiwa manusia yang ditinjau dari segi perilakunya saja. Misalnya, bagaimana menjelaskan manusia yang pada masa kecilnya sering mengalami tindak kekerasan dengan yang tidak? Dan bagaimana dampak perilakunya ketika manusia itu sudah dewasa? Psikologi akan menjawab tentang hal tersebut dengan batasan-batasan yang telah dibuatnya.
Lalu bagaimana dengan antropologi? Antropologi adalah disiplin ilmu yang membahas manusia dari segi kultur budayanya. Antropologi membatasi dirinya pada pola-pola kebudayaan dan peradaban yang telah dibuatnya dan yang ditinggalkannya. Bagaimana manusia berinteraksi dengan hal-hal material di luar dirinya? Bagaimana manusia menciptakan kebudayaan? Dan seterusnya yang berkaitan dengan kultur budaya dan peradaban. Hal itu sudah tentu sangat berbeda dengan ke-3 disiplin ilmu yang telah kita jelaskan di atas. Biarpun memiliki objek kajian yang sama, akan tetapi berbeda dari sudut pandangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H