Lihat ke Halaman Asli

Iffa Rizqiyah

Mahasiswi

Singkat

Diperbarui: 5 Oktober 2022   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Saya adalah anak ke dua dari empat bersaudara. Saya memiliki satu kakak perempuan dan dua adik laki-laki. Saya memiliki nama lengkap Iffa Rizqiyah Umaira, biasa dipanggil Iffa. Tapi teman MA saya memanggil saya Ipeh. Sebelum saya melanjutkan pendidikan di UIN Jakarta, saya menempuh pendidikan di sebuah Pondok Pesantren selama tiga tahun. 

Meskipun saya masuk Pondok Pesantren atas dasar pemaksaan tapi saya tidak menyesalinya, karena saya mendapatkan banyak ilmu pembelajaran dan wawasan yang luas. Saya di terima di UIN Syarif Hidayatullah prodi Bimbingan Penyuluhan Islam melalui jalur UMPTKIN.

Saya pribadi yang ekstrovert tetapi terkadang saya malas untuk berbicara dengan orang lain, meskipun saya ekstrovert saya juga tidak suka dengan keramaian kecuali saya sudah merasa nyaman ditempat keramaian tersebut. Saya adalah orang yang simpati dan peduli terhadap sesama, sehingga tidak sedikit orang yang berteman dengan saya. 

Saya suka memasak, nonton film, dengar lagu, dan sesekali saya suka membaca buku tetapi harus ada paksaan sampai saya merasa nyaman untuk menyeselaikan bacaan tersebut. 

Dari sekian buku yang saya baca saya menyukai novel berjudul "Laut Bercerita" dan "Pulang" karangan Leila S. Chudori. Cerita sejarah yang di kemas sebaik mungkin sehingga pembaca menikmati dan ikut masuk ke dalam suasana cerita tersebut. 

Alasan saya memilih prodi Bimbingan Penyuluhan Islam ini, yang pertama untuk diri saya sendiri agar lebih perhatian dan peduli dengan lingkungan sekitar, yang kedua agar dapat memahami keadaan diri sendiri maupun orang lain.

Sebelum saya mengambil jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, saya memiliki keinginan untuk mengambil jurusan Kedokteran. sangat di sayangkan sekolah saya hanya memiliki satu jurusan yaitu Agama, sehingga saya tidak dapat masuk ke rumpun jurusan tersebut. Bukan karena ingin terlihat keren karena saya ingin mengambil jurusan tersebut, tetapi karena pengalaman pribadi saya yang ditinggal mati orang terdekat karena penyakit yang terlambat diketahui atau ditangani, bahkan terkendala biaya. 

Seperti kakak saya yang terlambat mengetahui penyakitnya, ayah saya yang terlambat penanganan, paman saya yang terkendala biaya, tante saya yang salah penanganan, sehingga menyebabkan mereka semua meninggal. Saat itu harapan saya ketika mengambil jurusan tersebut, saya dapat membantu keluarga atau orang lain yang membutuhkan tanpa terkendala biaya dan penanganan yang cepat sebelum terlambat. 

Saya tetap bersyukur dengan keadaan yang sekarang, jurusan yang sekarang saya pelajari, lingkungan yang saya tinggali. teman-teman yang sangat mendukung saat proses pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline