Lihat ke Halaman Asli

Iffan Zulkais

Mahasiswa UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten

Langkah Anthony Blinken dan Political Authory System

Diperbarui: 5 November 2024   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

U.S. Embassy and Consulates in Russia 

Konflik yang tengah terjadi, antara Israel dan Palestina sangat menghawatirkan bagi dunia internasional. Hal itu dikarenakan banyaknya korban berjatuhan di kedua belah pihak, dan mengancam kestabilan politik internasional. Dari sinilah muncul berbagai negara di dunia yang turut berdiri diantara kedua negara yang tengah berseteru, yakni Amerika Serikat yang memberi dukungan penuh untuk Israel dan negara-negara di timur tengah yang turut berdiri bersama Palestina.

Dalam hal ini Amerika Serikat melalui menteri luar negerinya yaitu Antony Blinken, melakukan konsolidasi dengan Israel yang dibuktikan dengan lawatanya ke Tel Aviv untuk bertemu dengan perdana menteri Israel yaitu Benjamin Netanyahu. Kunjugan tersebut terjadi pada hari Kamis (12/10/2023), yang mana saat Anthony Blinken bertemu dengan Benjamin Netanyahu dan kabinet militernya.

 Ia memeberikan pesan : "Anda mungkin cukup kuat untuk mempertahankan diri namun selama AS masih ada, Anda tidak pernah harus melakukanya. Kami akan tetap berada di sisi Anda". Ujar dirinya kepada Benjamin Netanyahu.

Namun sekali lagi Antony berusaha menyerukan adanya upaya perundingan damai, yang selalu ditolak oleh Netanyahu. Sebagai seorang menteri luar negeri Amerika Serikat, tentunya ia mengemban tugas untuk menciptakan dunia yang damai yang berpedoman dengan nilai demokrasi dan human rights. Sekali lagi, yang terjadi di lapangan justru sebaliknya yang mana dirinya secara tegas menolak adanya upaya gencatan senjata antara IDF (Isarel Defense Force / Pasukan Keamanan Israel) dan pihak Hamas. 

Dirinya memberikan keterangan "adanya upaya gencatan senjata hanya akan menguntungkan Hamas yang dapat membuat kelompok tersebut menjadi bersatu dan melakukan penyerangan kembali". Ujarnya pada para pemimpin negara Arab pada (4/11) di kota Amman, Yordania.

Dari berbagai media yang telah penulis kutip, menunjukan bahwa menteri luar negeri Amerika sendiri masih tetap mengikuti komando dari Washington. Hal ini justru melenceng dari tugas pokok dirinya yang memegang jabatan sebagai menteri luar negeri, yang mana ia mempunyai sejumlah tugas pokok seperti :

1. Menjaga hubungan baik dengan negara yang bermitra.

2. Melibatkan pertukaran kunjungan luar negeri.

3. Mengatasi krisis internasional.

4. Melakukan upaya negosiasi dan perundingan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline