Lihat ke Halaman Asli

Pensil dan Kertas

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih samakah esensi menulis
ketikan jemari yang beradu dengan keyboard
diartikan sedang menulis
masih adakah pedagang pensil dan pulpen di bis kota
ketika laptop dan PC tablet ramai di tawarkan di bursa elektronik

Ketika segala yang bermakna menulis dan mengetik tercabut dari akar filosofisnya
atau memang  sudah tak ada lagi sensasi yang di sajikan
saat menekan keyword yang dirasa lebih mudah
dibanding meliukan grafit yang dibalut kayu

yang di apit tiga jari siap mengantarkan kita berkelakar
hingga lelah jari jemari
seperti lelahnya pensil dan kertas menunggu kembali terisi.

“Celoteh mereka berdua meninggi bersahutan”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline