[caption id="attachment_179517" align="alignleft" width="300" caption="Untungnya masih ada yang menjual kerak telor"][/caption] Mumpung masih berbau HUT DKI, maka saya akan menulis hal lain tentang betawi. Bagi penduduk Jakarta asli, alias betawi tulen, tentu sudah mengenal makanan satu ini, makanan yang berbahan dasar beras ketan putih, telur ayam, ebi, kelapa sangrai, dll. Semua bahan tersebut didadar dan dimasak di atas tungku tanah liat. Makanan nikmat, yang merupakan makanan khas betawi ini, merupakan makanan yang sudah lama ada sejak jaman belanda dahulu.
Nama makanan ini adalah kerak telor. Kerak telor pada dahulu kala, adalah makanan para elit betawi, dan hanya dihidangkan pada saat ada hajatan-hajatan besar yang diadakan oleh para pembesar pada jaman dulu. Namun, pada masa-masa setelah kemerdekaan Indonesia, maka kerak telor menjadi makanan bagi semua orang, bukan hanya makanan yang di khususkan bagi para elit, tapi masyarakat pun dapat menikmati kelezatan makanan ini.
Dan seiring perkembangan jaman pula, akhirnya kerak telor perlahan-lahan mulai agak tersingkir dengan makanan-makanan asing yang merambah negeri ini. Saat ini bisa dikatakan bahwa kerak telor adalah salah satu makanan betawi yang agak langka, dan hampir punah.Kepopuleran makanan ini sudah terganti dengan membanjirnya makanan-makanan siap saji.
Begitu langkanya kerak telor, sampai-sampai jika kita ingin menikmati kelezatannya, maka kita harus rela menunggu setahun untuk mencicipinya. Karena makanan ini memang hanya muncul setahun sekali, khususnya pada saat perayaan HUT DKI. Dan makanan ini pun hanya bisa kita jumpai di event Pekan Raya Jakarta (PRJ). Kalau kita sengaja berkunjung ke PRJ, maka sepanjang jalan masuk pintu PRJ, kita akan menemui banyaknya para pedagang kerak telor disana, dan para pedagang kerak telor juga ada didalam kawasan PRJ, umumnya mereka menggunakan gerobak panggul.
Rasanya kerak telor tidak lama lagi akan digerus oleh jaman, karena generasi penerus betawi lebih mengenal makanan-makanan asing seperti burger, pizza, dll, dibanding makanan khas yang satu ini. Jika saja kerak telor tidak dilestarikan oleh masyarakat betawi, khususnya oleh PemProv DKI, maka tunggu saja kepunahannya..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H