Lihat ke Halaman Asli

Ifa Isnaini

Mahasiswa

Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Melalui Budaya Sekolah

Diperbarui: 13 Desember 2022   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Indonesia adalah negara yang dibangun berdasarkan keragaman masyarakat yang ada di dalamnya. Keragaman itulah yang kemudian dijadikan semboyan atas adanya komitmen untuk selalu hidup bersama dalam pluralitas. 

Semboyan Bhineka Tunggal Ika kemudian diabadikan dalam falsafah bangsa, berbeda-beda tetapi tetap satu Indonesia. Namun dalam perjalanan waktu Indonesia menjadi negeri dengan tingkat krisis moralitas yang mencapai 4,1% (Dihni, 2022). Krisis moralitas yang cukup mengkhawatirkan tersebut salah satunya dilatarbelakangi oleh lingkungan dimana siswa berinteraksi. 

Hal yang paling menonjol dalam krisis moralitas siswa masa kini adalah terkait penggunaan bahasa yang kasar, kurangnya sopan santun pada orang yang lebih tua, bullying, dan minimnya pengamalan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

Bila merujuk identitas manusia Indonesia yang beragam seyogyanya jiwa dan hasrat sosial yang tinggi itu tidak pernah luntur. Apalagi manusia Indonesia memiliki falsafah dan pedoman hidup yang dicita-citakan bangsa yang luhur yakni Pancasila. 

Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultur, pendidikan berperan penting dalam membangun paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia. Pendidikan adalah proses untuk melestarikan keragaman yang menjadi praksis hidup bersama, saling peduli, mengasihi, menghargai dan bukan saling mengalahkan dalam semangat kompetisi. Pendidikan dirancang untuk membangun kehidupan bersama atas kesadaran akan realitas keragaman dan saling membutuhkan.

Maka lahirlah Pendidikan yang berasaskan pada nilai-nilai luhur budaya bangsa yang berpedoman pada Pancasila dan berkebhinekaan. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia hendaknya dalam proses pembelajaran memuat pendidikan karakter yang diimplementasikan secara optimal sebagai upaya preventif dalam menghadapi krisis moral yang terjadi terutama di sekolah. 

Guru harus mampu mengintegrasikan pendidikan karakter ke dalam pembelajaran, ekstra kurikuler dan budaya sekolah agar kedepannya menjadi cikal bakal generasi emas Indonesia. Dengan demikian, artikel ini akan menunjukkan tentang internalisasi nilai-nilai Pancasila melalui budaya sekolah.

PEMBAHASAN

Problematika Krisis Moral

Fenomena kehidupan saat ini sangatlah kompleks dan perlu dicermati salah satunya adalah fenomena krisis moral. Perkembangan zaman dan teknologi yang makin maju disertai keanekaragaman budaya bangsa yang multikultur mampu mempengaruhi moral dan perilaku masyarakat. Siswa menjadi subyek yang rentan mengalami krisis moral, sebagai representasi remaja yang menekankan sikap egoisme dan labil tentu mudah dipengaruhi dan mengalami degradasi moral.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline