Lihat ke Halaman Asli

Bahagianya Bekerja Sesuai Passion

Diperbarui: 1 November 2016   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendapat penghargaan sebagai alumni FTUI berprestasi tahun 2015, dalam bidang seni budaya, karena saya penulis.

Tanpa disadari, sejak kecil saya sudah senang menulis. Dengan tulisan tangan yang ala kadarnya, kelas 3 SD, saya sudah membuat novella satu buku tulis. Saya sebarkan kepada teman-teman sekolah, agar mereka membacanya. Alhamdulillah mereka suka. SMP, sementara anak-anak lain bingung bikin cerpen atau puisi untuk menuangkan perasaannya kepada lawan jenis yang diincar, saya malah kerap menerima jasa membuatkan cerpen atau puisi. Lumayanlah, sekedar buat jajan di kantin. 

Saat kelas 2 SMP pula, saya memberanikan diri mengirim naskah cerpen ke majalah remaja Hai yang ngetop banget. Dimuat dan dapat honor, rasanya sesuatuuuu…sekali. Masa SMA, saya bergabung dengan tim buku tahunan SMA 70 dan makin menyadari, ada sesuatu yang berbeda ketika saya menulis dengan ketika saya mengerjakan hobi yang lain.

Saya kemudian kuliah di Fakultas Teknik UI, yang berbeda jauh dari hobi menulis saya. Mengapa saya memilih FT dan bukan Fakultas Sastra misalnya? Entahlah. Mungkin karena saya juga suka kimia, sementara sejujurnya saya tidak pernah suka pelajaran Bahasa Indonesia sejak saya kenal sekolah. Betul-betul aneh. Namun selama kuliah, saya tidak berhenti menulis. 

Saya menulis cerpen dan artikel yang saya kirim ke majalah remaja Annida dan  majalah wanita Ummi. Ditolak berkali-kali untuk kemudian lebih sering dimuat daripada ditolak. Down kah saya ketika ditolak?

Tentu saja. Tapi saya lebih down lagi ketika naskah saya dimuat dan ketahuan sama teman-teman, diminta menttraktir mereka dan honor saya habis bahkan nombok. Hehehe…enggak segitunya kaliii.

Sejak masih mengerjakan skripsi, saya sudah bekerja di kantor majalah remaja sebagai redaksi. Dari sini saya yakin, saya enggak bisa pindah ke lain hati. Saya terlalu cinta menulis. Saya selalu bahagia mendapat tugas menulis meski itu berarti menunda makan siang saya. 

Eh tapi sejujurnya sih, saya paling bahagia itu kalau sedang deadline dan tetiba Office Boy kantor datang sambil membawa nasi padang plus gulai usus kegemaran saya ketika itu. Hahaha nostalgia semasa masih ngantor.

Setelah menikah dan memiliki satu anak, saya resign karena anak saya selalu sedih jika ibunya pergi ke kantor dan dia ditinggal di rumah bareng nenek kakeknya. 

Sejak saat itu saya menulis di rumah, mengirimkan naskah saya ke penerbit dan berbagai media. Justru karir saya semakin berkembang di rumah. 43 buku dan ribuan tulisan saya hasilkan, termasuk tulisan di blog (saya ngeblog resmi sejak 2013), dan di berbagai portal. Termasuk juga berbagai project co-writing, ghostwriting, copywriting dan scriptwriting.

Meski secara financial, tidak semenjanjikan bekerja sebagai engineer, atau seperti teman-teman saya yang melanjutkan karir sebagai orang media, ada yang sudah jadi pemimpin redaksi misalnya, saya tetap mensyukuri bahwa saya bekerja sesuai passion saya, dan tempatnya juga sesuai passion saya sebagai seorang istri dan ibu, di rumah. 

Sampai sekarang, saya tetap menulis dari rumah, sambil menemani anak-anak saya yang menjalani Homeschooling, dan sambil mengurusi 5 ekor kucing yang menjadi penghuni cat shelter kecil-kecilan di rumah saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline