Berapa biayanya kalau anak menjalani program Homeschooling? Lebih murahkah atau lebih mahalkah? Kalau lebih murah, saya mau ikutan ah. Tapi kalau lebih mahal, mendingan sekolah di yang belakangnya ada IT-IT-nya. Kita enggak capek mengasuh dan membimbing anak, ya sepadan lah sama biayanya. Demikian saya dan teman-teman pelaku Homeschooling sering ditanya dan dikonfirmasi oleh banyak ibu-ibu.
Lalu apa jawaban saya? Ya relative. Mau pendidikan macam mana yang anda inginkan bagi anak-anak, mau sistem kayak apa, mau gimana, semua terserah pada orang tua dan…anak. Yang mau sekolah kan, anak. Yang mau mencapai cita cita kan, anak. Orang tua? Ini dia masalahnya.
Menurut saya, salah satu factor penyebab kurang berhasilnya anak menempuh pendidikan dengan sistem tertentu, apakah itu sekolah formal atau homeschooling, adalah karena orang tua sedikit gagal faham dan gagal focus. Lah? Lah iya.
“Saya sih pinginnya anak saya jadi dokter. Dulu saya pingin punya suami dokter, malah jadinya sekarang saya istri pak Lurah. Pokoknya anak saya harus jadi dokter, makanya sejak kelas 4SD dia saya ikutkan macam macam les. Ada les matematika, bahasa Inggris, sampai les renang”.
Dan saya bingung. Anaknya maunya jadi apa bu?
“Lah dia kan masih kecil. Belum tetap pendiriannya. Kita yang menentukan”.
Yang bakal menjalani kan anak ya, bu? Kalau anaknya enggak suka gimana?
“Ntar juga suka”.
Waduwww, pede benar nih ibu….
Satu contoh lagi.
“Anak saya harus jadi artis, kayak Agnez Mo, kayak Judika, kayak Sherina….”