Di era 4.0 ini usaha warung kopi menjadi salah satu usaha yang sangat menjanjikan apabila ditekuni dan bersabar. Warung kopi saat ini sangat beranek ragam, dari warung kopi yang terkesan sangat eksklusif hingga warung kopi yang standar atau biasa saja.
Kebiasaan masyarakat di Indonesia minum kopi telah menjadi sebuah gaya hidup yang lumrah di kalangan masyarakat. Banyaknya pilihan tempat minum kopi di Lamongan membuat konsumen memiliki banyak pertimbangan untuk menikmati kopi di warung kopi dalam usaha bisnis minuman kopi.
Pada hari Senin siang hari kami melaksanakan tugas Darul Arqom Dasar PK IMM Blue Savant yaitu Analisis Sosial Warung Kopi yang bertempat di Desa Kesambi Kecamatan Pucuk Lamongan.
Kami menyusuri jalan raya untuk menemukan warung kopi. Setelah berkeliling selama tiga puluh menit di bawah teriknya matahari yang sangat menyengat serta asap kendaraan yang berlalu lalang bahkan kami sempat ditolak sebanyak tiga kali oleh pemilik warung.
Di warung pertama, kami ditolak dengan alasan belum ada pekerjaan yang bisa kami kerjakan. Begitupun dengan warung kedua dan ketiga, kami juga ditolak dengan alasan yang sama.
Setelah kita ditolak beberapa kali oleh warung tersebut akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat sejenak di tempat duduk yang tutup. Selang beberapa menit kami melanjutkan perjalanan sampai pada akhirnya kami menemukan satu warung yang sedang menjual kopi, lalu kami memutuskan untuk menawarkan bantuan untuk membantu menjualkan kopi tersebut. Dan setelah berbincang bincang dengan pemilik warung tersebut, hingga akhirnya kita diizinkan untuk membantu menjaga warung tersebut.
Selain menjual kopi di warung tersebut juga menyediakan aneka camilan dan mie. Kondisi warung tersebut tidak terlalu besar dan sepi pembeli. Karena pemilik warung tersebut pergi ke masjid untuk sholat, maka kita menggantikan untuk menjaga warungnya.
Setelah beberapa menit kita menunggu pembeli, tapi sayangnya tidak ada satupun pembeli. Kemudian, pemilik warung tersebut kembali. Sembari menunggu pembeli yang datang, kami membantu memncuci beberapa gelas yang kotor. Dan kami juga sempat menanyakan beberapa pertanyaan mengenai penjualan kopi tersebut.
Pemilik warung tersebut bernama Pak Handoyo dan Ibu Asmana ang berumur 40 tahun. Warung tersebut sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu dari orang tua Pak Handoyo.
Pekerjaan tersebut dilakukan tak lain untuk menghidupi keluarganya. Beliau bercerita bahwa dia memiliki delapan anak, lima anak dari istri pertama yang sudah meninggal dan tiga anak lainnya dari istri kedua. Dari pendapatan warung kopi beliau menghasilkan Rp 100.000 -- Rp 150.000 per hari.
Selain penadapatan dari warung kopi, Pak Handoyo juga berusaha mencari penghasilan lain yaitu agent biro transportasi antar kota. Penjualan dilakukan secara offline dan juga online, dari usaha tersebut, beliau mendapatkan penghasilan sebesar 10% dari harga tiket yaitu sekitas Rp. 600.000 perhari.