Zaman sekarang banyak modus-modus penipuan. Bengan berbagai cara oknum-oknum melakukan penipuan dari hal sepele hingga hal besar, dari modus-modus basi hingga modus-modus baru. Selalu yang menjadi alasan adalah faktor ekonomi, dimana menipu dengan memperoleh keuntungan materi. Di lingkungan sekitar sudah banyak kejadian-kejadian yang menjadi korban modus penipuan. Seperti penipuan oleh oknum yang mengklaim dari brand-brand besar seperti sabun cuci, iming-iming lain.
Kali ini, saya ingin berbagi pengalaman saya dan keluarga saya.
Pertama ibu saya, kurang lebih tahun 2001 pernah tertipu oleh oknum yang mengaku sales. Awal mulanya, seorang sales datang ke rumah dang mengobrol menawarkan permen vitamin-C , ibu saya disuruh membeli dan akan mendapatkan bonus kalau membeli banyak, karena sebagai pedagang kecil-kecil dan sangat awam, ibu saya mau membeli banyak karena iming-iming hadiah tersebut, alhasil sampai detik ini pun janjian bonus dari orang tersebut tidak diberikan juga.
Kedua, teman lama saya sebut saja namanya Cinta. Sebaya dengan saya, waktu itu karena telah lulus dari SMK dia ingin melamar pekerjaan yang informasinya tertera di papan pengumuman kantor (negri). Dalam kertas berisikan informasi lowongan kerja disebutkan mencari berbagai pekerja lulusan SMA/SMK/Sederajat dengan bayaran 2 jeti lebih yang bernama PT. Mitra Utama Global, yang terletak di dekat pos polisi dekat pertigaan Jalan Raya Blabak, Magelang. Setelah menghubungi CP yang tertera disuruh menyerahkan berkas-berkas dan wawancara. Saat tiba di lokasi kantornya kecil, seperti biro tiket. Teman saya datang berdua dengan temannya. Ujung-ujungnya mereka dimintain uang sebesar Rp250.000,00 , karena teman saya Cinta tidak membawa uang sebanya itu dia tidak mau membayar, pegawai memaksa temannya Cinta untuk meminjami uang akhirnya dipinjamilah 50 ribu. Melihat keanehan yang ada teman saya bercerita kepada saya dan meyuruh saya mencari informasi tentang PT tersebut di internet. Ternyata banyak siul-siul di dunia maya tentang PT tersebut yang memang aneh dan bisa dibilang penipuan, namun mereka sudah memiliki cabang di berbagai daerah dan hampir selalu berdekatan dengan pos polisi. Sampai detik ini pun tidak ada kabar dari pekerjaan dari PT tersebut. Untungnya teman saya sudah mendapatkan pekerjaan baru yang jelas dan lebih pasti.
Ketiga, tetangga saya, ada seorang lelaki yang mengaku disuruh nyervis tivi oleh Bapak, karena yang dirumah hanyalah seorang Ibu, ibu tersebut membiarkan orang itu masuk kedalam rumahnya. Ditinggal sebentar oleh ibu tersebut, orang tadi sudah pergi beserta tivinya.
Keempat, teman kampus saya, sebut saja namanya Gagah. Sebaya juga dengan saya. Jadi begini ceritanya. ATM teman saya tertelan di mesin ATM di daerah Lempuyangan, Yogyakarta. Teman saya panik dan tanpa pikir panjang ia menelpon nomor telpon yang tertempel di tubuh mesin ATM. Tulisan ini berbunyi " Jika ATM anda tertelan segera hubungi nomor xxxx(nomor ponsel)". Dengan kepanikan teman saya menjelaskan apa yang terjadi dan memberikan pin nya kepada orang yang dihunbunginya yang ia pikir pihak resmi dari bank. Dua hari kemudian ia baru sadar, kenapa dia memberikan pinnya sembarangan. Akhirnya di cek ke pihak Bank ternyata uang sudah ludes. Saya pernah membaca tulisan mirip yang dipaparkan teman saya di daerah dekat Mirota Kampus, dekat KFC, Yogyakarta.
Kelima, kali ini saya sendiri yang mengalami, hari Minggu sekita jam 10 pagi. Saya sedang asyik nonton tivi sambil menjaga warung kecil milik ibu saya. tiba-tiba seorang bapak sekitar umur 45 tahun keatas, berpakaian sederhana, kaos hitam, celana jin selutut, memakai helm hitam ori dari Honda. Saya dirumah sendiri, ibu saya sedang membantu saudara saya ketika ada acara pernikahan waktu itu. Orang itu bilang bahwa ia suruhan dari saudara saya yang sedang mempunyai hajat tadi, ia bilang disuruh membeli rokok namun uangnya nanti akan dibayar oleh saudara saya. Sayapun memberikan rokok yang ia minta, rokokya lebih dari satu bahkan 10 bungkus rokok yang satuan bungkus seharga 10 ribuan lebih. Saya percaya saja soalnya memang lagi ada hajatan di rumah saudara saya. Setelah orang itu meninggalkan warung, saya mulai curiga dan saya sempat menghafal Plat Nomor sepeda motor yang ia kendarai namun agak lupa, saat ini malah lupa, hanya AB xxxx xY yang saya ingat, sepeda motor yang ia kendarai adalah Honda Fit-X hitam. Sepulang ibu saya dari rumah saudara, saya ceritakan hal tersebut, lalu ibu saya bertanya kepada saudara saya, ternyata saudara saya tidak menyuruh siapapun untuk membeli rokok. Selalu merasa bersalah jika teringat kejadian tersebut, maafin aku ibu :(.
Dari pengalaman saya diatas, semoga dapat dijadikan pelajaran bagi saya dan pembaca kompasiana agar lebih berhati-hati terhadap orang-orang yang hendak berniat buruk kepada kita. Semoga Tuhan selalu melindungi kita semua. Ammiin.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H