Lihat ke Halaman Asli

Jalan Kaki Itu Seni

Diperbarui: 6 Maret 2023   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup di tengah dunia yang modern ini adalah hidup yang penuh kompetensi membuat eksistensi diri terpenjara dalam kebergantungan dengan diri yang lainnya. Maka perlu kiranya kita sedikit menurunkan tempo kehidupan dengan melaju lebih pelan, bertujuan untuk memberi ruang dan kesempatan bagi batin untuk melakukan perenungan diri.

Jalan kaki adalah cara terbaik untuk melaju lebih pelan, dan memberikan ketenangan dan kebahagiaan. Sekalipun pelan, kita sudah melangkah, melajuh kedepan, meninggalkan tempat atau titik awal. Melangkah dengan keyakinan atas segala perjuangan dan kemampuan yang dimiliki. 

Para pejalan kaki bersua, dan saling mempertanyakan darimana mereka datang dan tujuan mereka kemana. Ini bukan persoalan utama. Yang utama adalah proses melaju lebih pelan lebih pasti dan tidak terburu-buru, seperti halnya perenungan dan pengenalan diri adalah jalan sunyi yang dapat memberikan kita kebebasan. 

Jika Anda ingin pergi lebih cepat, maka jangan berjalan. Lakukan saja hal lain, seperti mengemudi, selancar atau terbang. Jangan berjalan. Dan ketikan berjalan, nikmatilah apa yang dijumpai. Cakrawala yang indah, cerah, berkabut atau bahkan hujan. Nikmatilah. 

Akhir-akhir ini, media sosial nasional dihebohkan dengan regulasi yang di tetapkan oleh Viktor Bungtilu Laiskodat selaku Gubernur NTT bahwa "Orang NTT wajib jalan kaki." Surat edaran ini menimbulkan pro dan kontra bagi banyak orang. Sedangkan, beliau mengeluarkan aturan ini dengan tujuan  untuk mengendalikan inflasi, pencegahan emisi gas buang, dan tentu untuk kesehatan. 

Manfaat lain dari berjalan kaki adalah memperkuat daya tahan tubuh, mengencangkan otot, menurunkan berat badan, menghirup udara segar, melancarkan peredaran darah, dan mengurangi risiko penyakit jantung. 

Bayangkan, dalam sehari Anda duduk 10 jam di kantor, dan kemana-mana menggunakan kendaraan untuk yang jarak terdekat sekalipun. Tanpa disadari Anda telah mengabaikan fungsi kaki Anda yang sebenarnya. Dimana efek dari mengabaikan fungsi dari salah satu anggota tubuh bisa menurunkan fungsi dan sistem kerja bagian tubuh lainya.

Untuk meningkatkan minat orang NTT berjalan kaki, perlu diperhatikan infrastruktur-nya seperti kondisi trotoar. Siapkan trotoar yang nyaman, penerangan yang cukup, menanam banyak pohon di trotoar agar teduh dan memuaskan bagi pejalan kaki. Karena hal ini menjadi kendala utama. 

Selain itu dari segi keamanan, khusus wanita merasa tidak nyaman berjalan kaki dan merasa risih apabilah ada kejanggalan di jalan seperti pelecehan, misalnya dengan panggilan "halo nona manis" atau "kenapa jalan sendirian, sayang? Kaka antar e." Hal semacam ini sungguh sangat tidak sopan dilakukan oleh orang asing.    

Pada akhirnya, saya secara pribadi berterima kasih dengan adanya regulasi yang dikeluarkan untuk berjalan kaki. Bagiku jalan kaki itu seni. Semua yang sudah di uraikan di atas adalah bagian dari seni. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline