Di sebuah pulau nan cantik dan indah, hiduplah sekelompok Kura-kura beserta keluarganya. Mereka hidup dalam keterbatasan. Dikelompokkan berdasarkan umur. Dari yang bayi, remaja, dewasa dan kelompok orang tua. Dalam menjalani hari-hari mereka yang cukup sulit dan tidak bebas, mereka berusaha bertahan hidup dan pasrah dengan keadaan entah sampai kapan. Berenang ke sana-kemari dalam kolam kecil tanpa lelah meski membosankan, dengan harapan keajaiban datang dan mengubah mereka ke dunia mereka yang sesungguhnya.
Bayi Kura-kura menikmati keberadaan mereka sebab bagi mereka di alam bebas atau pun dalam kolam sama saja, toh mereka tidak dituntut untuk berjuang banyak sampai waktunya tiba.
Kura-kura remaja, mungkin tingkat kebosanan mereka sedikit berkurang sebab ada kemungkinan saling jatuh cinta diantara mereka. Bagaimana tidak, disetiap detik dalam lingkaran kecil itu mereka saling jumpa tepat di usia mereka untuk mencari jati diri, pasangan dan timbul rasa saling suka lalu akhirnya bisa bersama. Setidaknya bisa sedikit terhibur dan semangat meski tanpa ada perubahan apa pun, asalkan cinta.
Pada level Kura-kura dewasa, ada rasa prihatin sebab mereka berada di posisi yang cukup agresif, tingkat kecemasan meningkat, depresi dan lebih serius. Masa untuk melepas masa remaja dan mempersiapkan diri menjadi calon orang tua. Mereka lebih fokus memikirkan masa depan.
Sedangkan kelompok kura-kura orang tua, lebih pada prinsip semacam ya sudahlah, santai saja. Kita sudah melewati semuanya. Apakah kita akan dibebaskan dari kolam ini dan kembali ke lautan bebas ataukah tetap di sini, kita pasrah saja.
Dari kolam ke kolam kelompok Kura-kura di atas, Nuni memperhatikan setiap gerakan dan mengambil foto juga video. Dia sangat prihatin melihat mereka yang terpenjara dan tidak memiliki kebebasan. Beberapa nampak lesu dan berjuang untuk bernapas. Banyak dari mereka yang tampak pucat. Ada pula yang hanya berdiam diri dan tidak ingin berpura-pura berenang melawan air tenang dan terbatas itu.
Pada kolam kedua kelompok orang tua, Nuni terkejut dan membuatnya tersenyum. Seekor lalat yang kekenyangan, tiba-tiba jatuh ke dalam kolam dan mendarat tepat depan seekor kura-kura tua yang kesepian. Lalat tersebut berusaha untuk terbang, namun sayang usahanya sia-sia. Sayapnya tak mampu menerbangkan tubuhnya karena kebanyakan makan. Dari pojok kolam, kura-kura tua mendekat dan 'hap' lalu telan. Seketika itu juga, ia mengangkat kedua tangannya ke atas permukaan air kolam tanda kemengan karena berhasil memburu lalat yang terpeleset.
Kalau cicak, diam-diam di dinding datang seekor nyamuk - 'hap' lalu di tangkap. Sedangkan Kura-kura tua kesepian, diam-diam di kolam datang seekor lalat - 'hap' lalu di telan. Sama tapi beda. Inilah yang membuat Nuni tersenyum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H