"Duh tahun 2023 ini gawat!", kata seorang ibu ketika kembali dari salon. Ia sepertinya panik ketika melihat beberapa anak-anak mulai asyik dengan permainan jaman dulu itu. toktoktoktok-tektektektek, begitulah suara latto-latto yang sudah tidak asing lagi belakangan ini.
Ia menjelaskan bahwa permainan ini sudah ada sejak jaman dahulu kala, pada tahun 1970-an di jaman Opa-Omanya masih ada. Konon, pada masa itu permainan ini dipercayakan sebagai simbol akan datangnya krisis, sehingga dengan adanya permainan itu masyarakat diajak untuk lebih menghemat dan tidak boros.
Menanggapi akan permainan dan mitos ini, saya pribadi ingin menyampaikan dua hal;
Pertama: Ada baiknya permainan ini lahir kembali agar anak-anak lebih aktif berkumpul bersama teman-teman sebaya mereka daripada menghabiskan waktunya di ponsel.
Bermain permainan di ponsel memang bagus untuk mengasah otak anak, tapi lebih banyak tidak bagusnya, diantaranya anak menjadi pribadi yang tertutup, kurang komunikasi, menyendiri, tidak mengenal teman atau bahkan karakter kedua orang tuanya. Sebab, sebagian waktunya dihabiskan di ponsel. Kekurangan lainya adalah bisa merusak mata anak sejak dini, pemakaian listrik pun meningkat sebab arus baterai ponsel harus stabil.
Kedua: berkaitan dengan mitos yang beredar yang belum tentu benar itu, kita dianjurkan untuk senantiasa waspada dan peka dengan kode alam. Apa salahnya toh kita mengantisipiasi untuk menghindari sesuatu agar tidak terjadi.
Dalam tulisan saya sebelumnya dengan judul "Natal 25 Desember 2022 dan Hantu Resesi Global 2023" pun, saya menuliskan bahwa "Perayaan Natal (25/12/2022) dan menyambut Tahun Baru (01/01/2023) mengajak kita semua tanpa terkecuali untuk merayakan Natal tanpa foya-foya atau White Christmas dengan penuh harapan dan kesediaan untuk berjalan bersama.
Khususnya ketika dunia dibayangi hantu resesi global 2023 mendatang, kita semua justru diajak semakin kuat bergandengan tangan, bahu-membahu dan saling menyelamatkan. Semoga sukacita dan damai Natal dialami setiap orang. Berbahagialah dan jangan takut!"
Sehingga ketika permainan lawas ini bersemi kembali, tidak perlu khawatir akan apa yang terjadi.
Di daerah saya berasal, di Flores permainan ini tidak kami temukan sebab ini bukan permainan khas Flores atau sekitarnya. Tidak familiar karena tidak terbiasa. Hehehe...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H