Lihat ke Halaman Asli

Memberantas #Penggalauan

Diperbarui: 25 Juni 2015   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebetulnya sudah bosan dengan kata galau. Karena memang kata tersebut bombastisnya di tahun 2011. Namun sesungguhnya kata tersebut banyak mewakili suara hati umat manusia yang dirundung malang sehingga kata 'galau' masih juga dipakai hingga saat ini oleh para dedemit dumay dan iklan di TV. Kalo di twitter ya ada itu hashtag galau dengan awalan pe- dan akhiran -an menjadi #penggalauan.

Tweet #penggalauan tidak lain adalah sebuah cara agar seseorang dapat menularkan kegalauannya pada orang lain, atau dia sendiri tidak galau, cuma dia senang saja kalo ada orang lain galau.

Ambil contoh boleh ya...

Will you marry me ? Yayaya, don't say anything. I know, you will not #penggalauan

Cieeeh yang mau pulang malah diminta lemburrrr.. Udah, buka bisnis sendiri aja #penggalauan

Udah dapet undangan dr icuk blm koe vik? Aku udah dpt lho. Koe nyusul kpn? #penggalaun

Dan lain-lain, dan seterusnya, hingga ada yang berinisiatif membuat akun Team Pukpuk. Yang kerjaanya cuma bilang “sabar - #pukpuk.RT @blabla.... “. Yaitu untuk tweeps yang berhashtag #galau #nyesek #sial dsb.

Hedeeeh..... sungguh TER-LA-LU..

(nah, mereply dengan kata “sungguh terlalu” ini adalah kerjaannya sebuah akun yang menamakan dirinya Bang Rhoma)

Tapi kadang saya mikir ni orang jahat banget ya membuat tweet #penggalauan. Yang seringkali bikin orang berpikir negatif, bingung, tambah gelisah, dan gak PD.

“Dan tidaklah galau itu menimpa kecuali kepada orang-orang yang gaul”,

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline