Petualang LDR, begitulah sebutanku untuk diriku sendiri, seperti yang kita ketahui LDR itu butuh perjuangan, kepercayaan dan kesetiaan. Hanya bermodal kata cinta saja terkadang tidak cukup, perjuanganlah yang begitu penting dalam hubungan jarak jauh ini.
Aku dan Dia memulai semuanya dengan penuh hati-hati, Aku dan Dia memiliki kisah cinta masa lalu yang sama-sama pahit, Saat pertemuan pertama kami di internet, semua terasa baik, ada kecocokan yang kami rasakan satu sama lain, hingga sampai Aku mulai mempercayainya dan Dia menyatakan rasa cintanya padaku.
Saat itu Aku masih memiliki kekasih, dan Aku tidak menyembunyikan statusku darinya, namun ia begitu percaya bahwa akulah yang selama ini ia cari. Ia bersedia menunggu, karena ia begitu yakin dengan perasaannya padaku.
Aku membalas setiap chat yang ia tulis, Aku memiliki kesan bahwa ia adalah laki-laki yang baik, dari setiap chat yang ia tulis, ia begitu lembut tutur katanya.
Singkat cerita, kisah cintaku dengan kekasihku berakhir dikarenakan orang ketiga. Setelah itu Aku pun menceritakan kandasnya hubunganku dengan kekasihku kepadanya. Dia berusaha untuk membuatku agar tidak bersedih, kehadirannya sudah membuatku move on dengan cepat.
Setelah ia tahu aku sudah move on, Dia langsung berkata "jadilah milikku", Aku yang sudah tahu akan perasaannya tidak merasa kaget dengan perkataannya tersebut.
Sebenarnya Aku masih khawatir dengan hubungan yang baru, apakah ini akan benar-benar menjadi akhir perjalanan cintaku, kebaikan kata-katanya membuatku menerimanya.
Aku hanyut dalam semua kata-kata yang ia tuliskan padaku, sampai Aku benar-benar yakin bahwa Dia laki-laki yang mungkin tidak akan pernah menyakitiku.
Dia begitu lembut dan selalu membuatku ceria setiap harinya, ia begitu perhatian padaku, sehingga Akupun merasakan bahwa Aku begitu mencintainya. Aku selalu berusaha ada di setiap waktu ketika ia membutuhkanku. Aku selalu online, agar aku selalu siap dengan apapun keluh kesah yang akan ia utarakan padaku. Saat kerja pun, aku akan membalas dengan cepat setiap chat yang ia tulis.
Hari demi hari berlalu begitu saja sampai pada akhirnya ia mengatakan "Aku akan datang dan menikahimu". Bahagia, itulah kata yang menggambarkan perasaanku saat ia mengucapkannya.
Kami merencanakan semuanya dengan begitu baik, Kami bertukar pikiran tentang konsep pernikahan seperti apa yang Aku inginkan, Namun pada akhirnya semua itu hanya tinggal rencana, dan tidak akan pernah ter-realisasikan.