Kasih Sayang di Hari Valentine
Oleh : IEA Hong
Hari ini 14 Februari 2012, sejak pagi orang-orang sudah mulai saling menyatakan selamat hari valentine, para pasangan muda mungkin telah menyiapkan sesuatu yang spesial untuk menyambut hari valentine bersama kekasihnya.
Hari Valentine merupakan hari kasih-sayang yang banyak di rayakan oleh pasangan kekasih yang sedang di mabuk cinta, walaupun hari valentine bisa juga di gunakan untuk mengungkapkan kasih-sayang kepada orang tua, teman maupun keluarga lainnya, tapi hal ini lebih jarang.
Tepat pada hari Valentine ini, ada sebuah kejadian yang membuat aku berpikir ulang tentang makna yang sebenarnya dari Kasih-Sayang, tepat di mana orang-orang sudah mulai merayakan maupun mempersiapkan perayaan hari valentine, aku mendapat tugas untuk mengunjungi seorang pasien di sebuah rumah sakit di daerah S Parman, Jakarta-Barat.
Pasien ini adalah seorang kakek yang berumur lebih dari 75 tahun, sang kakek adalah seorang anak tunggal dari keluarga beranak tunggal, dan di temani oleh putrinya yang juga merupakan anak tunggal, Sang istri sudah lebih dulu pergi pada beberapa tahun lalu, sehingga kini keluarga ini yang tersisa hanyalah ayah dan anak.
Beberapa bulan lalu, sang ayahnya masih masih cukup sehat tiba-tiba mengalami masalah dengan jantungnya, sehingga harus segera dilarikan ke rumah sakit, walaupun hidup dalam kondisi yang minim dan serba kekurangan tapi dengan keberanian dan rasa kasih sayang yang sangat besar kepada sang papa , akhirnya sang anak pun memberanikan diri untuk membawa sang papa ke rumah sakit.
Sudah beberapa kali sang ayah keluar masuk rumah sakit, kali ini merupakan masa terlama sang papa di rumah sakit, saat ini sudah berjalan lebih dari 3 bulan di rumah sakit, dan demi untuk menjaga sang papa, pekerjaannya pun telah di lepaskan, sehingga saat ini hanya bisa mengandalkan bantuan dari teman dan Yayasan Buddha Tzu Chi.
Hari ini merupakan hari yang cukup membahagiakan bagi sang anak sekaligus juga hari yang mengkhawatirkan, karena pada satu sisi dokter mengatakan sang papa sudah bisa keluar rumah sakit, tapi di sisi lain papanya yang masih lemah kalau mengalami masalah di rumah maka akan kesulitan untuk bisa langsung di tangani.
Saat aku tiba di kamar tempat sang papa di rawat, kebetulan saat itu papanya sudah ngompol di celana, sehingga sang anak dengan penuh perhatian langsung menyiapkan pakaian lain yang kering dan langsung membantu papanya menganti celana, saat ini papanya sudah tidak mampu lagi untuk bangun dan melakukan aktifitas biasa seperti untuk bangun dudukpun sudah tidak bisa apalagi untuk berganti celana.
Ketika tengah berganti celana tiba-tiba papanya bilang mau pup, maka dengan sigap sang anak langsung keluar mengambil sebuah kursi roda yang selanjutnya dengan susah payah mengangkat papanya yang lebih dari 60 kg itu ke atas kursi roda, kemudian mendorongnya ke WC, setelah di WC sang anak masih harus mengatur posisi sang papa supaya bisa pup dengan enak, kemudian menunggu papanya selesai pup.