Lihat ke Halaman Asli

Ayo Bercerita: Story Telling Vs Read Aloud

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

“bagusan mana, bacain buku atau cerita langsung?”. Saya sering banget dapet pertanyaan seperti ini dari ayah&bunda. Menurut ayah&bunda sendiri, bagusan mana? Kalo menurut saya, keduanya punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Baik, kita bahas ya……

Story telling
Story telling adalah aktifitas bercerita dengan berbagai media. Bisa dengan boneka, boneka tangan, sulap, buku (untuk buku dibahas di read aloud ya), percobaan sains, atau hanya gerak tubuh saja. Story telling dibandingkan dengan read aloud punya beberapa kelebihan dan kekurangan, seperti
Kelebihan
 Bebas berekspresi karena cerita, media, dll kita yang menentukan sendiri.
 Efektif untuk memasukkan nilai-nilai pada anak, karena kita bisa membuat cerita yang sesuai dengan “masalah” anak tersebut.
 Lebih merangsang imajinasi anak dan juga kita
 Bisa membuat cerita yang lebih sesuai dengan kondisi sehari-hari. Misal tentang hujan, dll

Kekurangan
 Seringkali kesulitan dalam menyusun cerita
 Seringkali kesulitan dalam penggunaan media. Butuh keahlian tersendiri dalam menggunakan boneka tangan dll. Dasarnya ialah menggunakan gerak tubuh dan intonasi.
 Jika hanya mengandalkan gerak tubuh dan intonasi, anak dibawah 7 tahun seringkali kesulitan mengikuti jalan cerita.karena pikiran mereka masih kongkrit. Butuh sesuatu yang jelas dilihat.
 Kadangkala Cerita jadi ngalor-ngidul, sehingga anak susah menangkap hikmahnya.

Read aloud (membaca lantang)
Read aloud sebenarnya adalah bagian dari story telling. Read aloud adalah penyebutan untuk membacakan cerita lewat buku. Ceritanya bisa apa saja, bisa dari buku cerita, Koran, scrap book dll, intinya ada teks yang diceritakan (sebenarnya buku bergambar masuk juga).

Kelebihan :
 orang tua tidak pusing membuat cerita, tinggal baca saja
 merangsang minat baca anak. Karena anak menjadi akrab dengan buku.(daripada maksa anak belajar baca, mending banyak bacain buku. dijamin, anak akan senang membaca)
 mempermudah anak memahami cerita karena ada teks dan gambarnya. Anak-anak itu berpikiran kongkrit yang butuh contoh. Buku membantu anak memahami alur cerita.

kekurangan :
 tersandera teks, kita seringkali kesulitan membacakan dengan intonasi yang tepat karena buku ditulis menggunakan gaya bahasa orang lain (penulis buku) bukan gaya bahasa kita.
 Kurang bebas berekspresi, karena tangan harus memegang buku. Dan terpaku pada teks dan gambar.
 Kurang merangsang imajinasi karena terpaku pada teks dan gambar yang ada. Jika hanya teks saja, imajinasi anak akan dirangsang untuk mencerna teks tersebut sesuai dengan imajinasinya.
 Kadangkala tidak ekologis,Tidak sesuai dengan kondisi sehari-hari kita. Misal istana di buku cerita impor itu seperti puri, tapi kalo istana di Indonesia bagaimana? Atau gambar mobil yang ada di buku, biasanya berbeda dengan mobil yang anak tahu.
 Jika kita mau memasukkan nilai pada anak kita yang sedang bermasalah, akan sedikit lebih sulit. Karena kita harus mencari buku cerita yang struktur ceritanya sama dengan masalah anak kita.

Nah itu kira-kira perbandingannya berdasar pengalaman saya. Lalu kita pakai yang mana? Sederhana, gunakan sesuai konteksnya. Kalo untuk harian, read aloud jadi pilihan bagus, karena kita tidak harus membuat cerita. Sudah banyak buku cerita yang menawarkan cerita selama satahun. Tinggal buka hari itu hari ke berapa.kalo mau memasukkan nilai-nilai, story telling leih bagus. Kita bisa membuat cerita sesuai kondisi anak. bagaimana menurut anda?

-kak idzma-




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline