Lihat ke Halaman Asli

Dedi Sulaiman Rawi

Calon suamimu

Kau yang Ku Ingini, Tak Ada Lagi

Diperbarui: 19 Oktober 2020   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok.Pribadi)

Menetap

Sebab aku sudah menunggumu teramat lama, aku tak lagi dapat menghitung angka, setiap detik bagiku hanyalah rangkaian kata demi kata. Sekalipun hatimu serupa samudra, biarlah aku terombang-ambing di sana. Bahkan bila matamu adalah hutan belantara, aku masih ingin tersesat di dalamnya.

Inilah aku yang betapa ingin menjadikanmu satu-satunya.

Jangan pergi, tunggu sampai aku kau kenali. Jangan pergi, agar dariku kau temukan sesuatu yang mungkin kau cintai. Jangan pergi, sebab kau adalah sejauh-jauhnya aku mencari.

Untukmu, pemilik nama yang selalu ada dalam do'a.

Kau, aku, dan mimpi.

Aku mengajakmu bermimpi. Membayangkan segala yang mungkin terjadi. Maka jangan pergi, karena hanya denganmu mimpi itu ingin ku genapi.

Kuat itu mencintai

Kau mengetuk pintu hatiku. Kau memberikan harapan-harapan baru. Kau menyembuhkan luka seketika. Kau membuatku percaya cinta itu ada.

Aku sering bangkit dari jatuh yang dalam, namun yang sekarang lain. Memerhatikan senyummu dari kejauhan. Merasakanmu jauh ke masa depan.

Pada suatu sore, aku duduk di teras yang barangkali mendengar sesuatu, atau pura-pura mati. Menahan tawa. Kau dan aku berdebat kecil tentang hal sepele, seketika panggilan telepon itu diakhiri. Wajahmu cemberut, namun pasti semakin manis. Aku membayangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline