Bagaimana masyarakat muslim merespon masyarakat Tionghoa sebagai sesama penghuni yang tinggal di sekitar Klenteng Sam Poo Kong? Semarang, sebagai salah satu Kota besar. Sebagai ibukota provinsi Jawa Tengah, Semarang identik dengan masyarakatnya yang sebagian adalah Tionghoa. Salah satu destinasi wisata terkenal di Kota Semarang adalah Klenteng Sam Poo Kong, yang menjadi saksi bisa perjalanan Laksamana Cheng Ho. Banyak diketahui banyaknya perbedaan ras dan kebiasaan yang dimiliki masyarakat Muslim dengan masyarakat Tionghoa. Dalam segi makanan pun sangat jauh berbeda, hal yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana masyarakat Muslim yang tinggal disekitar pecinan dalam menjaga makanan dan lingkungan yang tetap ramah.
Mengimbau jauhnya perbedaan ras yang dimiliki. Respon masyarakat Muslim haru tetap selalu memberikan dampak positif dan perdamaian, supaya tidak terjadi konflik kecil, yang bisa membawa perubahan besar dalam mempertahankan kepercayaan satu sama lain. Terutama dalam menghormati kepercayaan satu sama lain. Baik dalam perayaan hari raya, peringatan hari-hari penting yang dimiliki antarkepercayaan. Karena dalam menjaga perdamaian, tidak haru saling memprovokasi untuk mengganggu kesibukan satu sama lain.
Pemerintah juga pasti sudah membentuk sistem keamaan untuk bisa menjaga perdamaian antara dua keyakinan yang tinggal di satu wilayah. Dalam menjaga bahan pangan pun, masyarakat Tionghoa tidak dianjurkan berbuat curang untuk meracuni masyarakat Muslim atau bahkan sebaliknya. Begitu yang terjadi diwilayah yang satu daerah dengan dua kepercayaan berbeda. รั
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI