Lihat ke Halaman Asli

Suamiku Berseragam...

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam ini. aku sangat senang sekali. karena suamiku akan pulang dari tempat tugas kerjanya diluar kota. setelah sholat isya. untuk menyambut suamiku yang sudah lama tidak bertemu. aku mempercantik diri. dengan penampilan sexy pula. berhubung dirumahku tidak ada orang lain. malam ini aku tidak memakai hijab seperti biasanya.

Mempersiapkan makan malam seindah mungkin. agar suamiku senang. dan semakin mencintaiku. dengan gelisah aku duduk menunggu di ruang makan. sambil melihat jam dinding. terlihat jam delapan malam lebih. hampir mendekati setengah sembilan.

Suara mobil terdengar. aku lihat dijendela. benar yang aku rasakan. aku melihat pria tegap tinggi berseragam. Ya dia adalah suamiku.

Aku sambut dia dengan pelukan mesra. Tas yang dia bawa. aku ambil dan aku letakkan ketempat yang biasanya. diruang makan. kami duduk berhadapan. wajahnya dan sikapnya masih terlihat sama seperti pertama kali masuk rumah. tidak terlihat senang. sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan. aku mencoba untuk bersikap ramah. namun balasannya sama saja-Cuex.

" Pah.. Ada apa sih.. " . Dia masih terdiam. dan mata tajamnya menatap mataku dengan lebih tajam. Dia mengambil Pisau yang ada dimeja. yang sengaja ditaruh untuk mengupas buah apel. perlahan dia berdiri mendekati membelakangi tubuhku. hatiku perasaanku sudah mulai terasa takut. disaat aku menengok kebelakang. lalu dia mendekapku dengan kasar. pisau yang dia pegang didekatkan kewajahku.
" jadi selama ini, sejak aku ga ada dirumah. kamu jalan sama pria lain ya .. " .
dengan sepontan tangaku menahan lengan dia yang kuat. agar pisau itu tidak mengenai wajahku.
" apa sih pah, pria yang mana .. ? " . dengan nada suaraku yang sesak. karena dekapannya yang semakin kuat. " jangan pura-pura ga tau yaaa " . Suara suamiku semakin marah dan terdengar kencang. aku mencoba sekuat tenaga untuk berdiri.

Ketika kami sudah dalam keadaan berdiri. Pisau itu sudah ada didekat perutku. tanganku masih bisa menahan tangannya. dengan sekuat tenaga, aku mencoba melepaskan tubuhku dari dekapannya yang kasar. setelah sedikit menjauh dari tubuhnya. tidak disengaja. aku memegang tangan dia yang masih memegang pisau itu. yang tadinya mengarah pada perutku. dengan tenaga dia sendiri. pisau itu menjadi mengarah kesamping kiri perut suamiku. aku lihat baju yang dia kenakan keluar darah. suamiku merasa kesakitan dan tergeletak dilantai. dengan paniknya aku. melihat suamiku dengan rasa takut. tergesa-gesa. aku pergi kekamar untuk mengambil beberapa pakaian dan dompet. setelah dimasukkan kedalam Tas. aku langsung pergi melewati suamiku yang sedang terbaring kesakitan.

Aku melarikan diri dari rumah suamiku. berhubung sudah malam. aku naik taxi menuju rumah teman terdekatku. Paginya aku pergi ke terminal bus. untuk pergi jauh dari kota ini. menghindar dari kehidupan suamiku. suamiku yang pencemburu dan kasar. jangankan untuk melakukan selingkuh. niat pun tidak ada dalam pikiranku.

--------

Sikap suamiku seperti itu bukan yang pertama kali. Ini adalah yang ketiga kalinya. Sebelumnya pernah juga aku kabur dari rumahnya. waktu itu aku pergi kekampungku di jawa tengah. tapi tidak lama kemudian suamiku menjemputku dan memintaku untuk balik lagi kejakarta. tempat istananya. Dia meminta maaf. dan sedikit memaksaku agar aku bisa balik lagi kerumahnya. karena dia ingin berubah, tidak akan mengulangi sikap kasarnya itu. aku menerima maafnya dan ikut pergi bersama suamiku.

Namun kali ini. Aku tidak akan pergi kekampung halamanku. karena suamiku sudah tahu rumah orangtuaku. aku ingin kehidupan yang bebas. aku ingin kehidupan yang baru. aku sudah tidak sanggup lagi hidup dibayang-bayangi suamiku. aku sudah tidak merasakan kebahagiaan bersamanya. aku hanya manusia biasa. aku pun menginginkan hidup yang bahagia. seperti keluarga lain. penuh dengan senyuman. canda tawa. hidup yang harmonis. penuh dengan kasih sayang. bukan kehidupan dengan rumah yang mewah dan harta berlimpah tapi batin terasa sakit tersiksa.

Daerah Jawa timur. tempat untuk kehidupan baruku. aku bertemu dengan teman lama. sewaktu aku masih berkerja bersama. namanya Ayu. cantik dan baik hati. Dia sudah menikah dengan seorang guru pesantren. sekarang dia hanya menjadi ibu rumah tangga. terkadang dirumah mengajar mengaji pada anak yang masih SD.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline