Lihat ke Halaman Asli

Idris Tunru

Dosen IAIN Manado

Pendidikan yang Memerdekakan menuju Indonesia Emas

Diperbarui: 31 Agustus 2024   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Pendidikan merupakan suatu proses di dalam menemukan transformasi baik dalam diri, maupun komunitas. Oleh karena itu proses pendidikan yang benar adalah membebaskan/memerdekakan seseorang dari berbagai kungkungan, intimidasi dan eksploitasi. Pada satu sisi manusia berperan sebagai subjek pendidikan dan pada sisi yang lain sebagai objek pendidikan.

Sebagai subjek pendidikan secara moral ia bertanggung jawab melaksanakan misi pendidikan sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai yang dikehendaki oleh manusia dimana pendidikan berlangsung. Sebagai objek pendidikan, manusia adalah sebagai sasaran pembinaan dalam melaksanakan proses pendidikan yang pada hakikatnya memiliki pribadi yang sama dengan manusia dewasa.

Pendidikan tidak sekedar mentrasfer ilmu pengetahuan kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu mentransfer nilai. Selain itu pendidikan merupakan kerja budaya yang menuntut peserta didik untuk selalu mengembangkan potensi dan daya kreatifitas yang dimilikinya agar tetap survive dalam hidupnya. untuk mencapai tujuan di atas, maka pendidikan humanis adalah salah satu bentuk pendidikan yang harus diterapkan di sebuah lembaga Pendidikan.[1]

Sudah menjadi realitas akdemik bahwa dunia pendidikan adalah dunia yang penuh kritik. Perdebatan akademik mengenai masalah pendidikan tidak pernah selesai dan tidak terelakkan dari sebuah masalah. [2] Masalah inilah yang membuat daya pikir manusia untuk selalu berpikir kreatif tanpa batas.

Upaya mengkritisi terhadap madrasah tradisional yang hanya mempelajari ilmu-ilmu agama melahirkan madrasah modern yang mempelajari juga ilmu-ilmu umum. Upaya mengkritisi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Yogyakarta dan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta, melahirkan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) melalui Peraturan Presiden No. 11 Tahun 1960.

Kritik dan atau ketidakpuasan terhadap IAIN yang menyediakan program studi keagamaan semata, melahirkan IAIN with wider mandate (dengan mandat yang diperluas). Upaya mengkritisi berbagai IAIN cabang melahirkan STAIN. Upaya mengkritisi IAIN with wider mandate muncul Universitas Islam Negeri (UIN).

IAIN Manado harus berubah dari IAIN menjadi UIN agar tidak tertinggal dengan perguruan tinggi yang lain, salah satu aspek ilmu pada bidang kedokteran dan Kesehatan Masyarakat, di Manado ada rumah sakit pancaran kasih saya yakin ke depan UIN harus mendirikan rumah sakit pancaran Ilahi.

Dalam konteks keindonesiaan di sini lahir merdeka belajar, yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek, namun jauh sebelumnya Harun Nasution, memberikan pandangan sesuai petunjuk al-Qur'an yang memberikan semangat yang menggambarkan kekuatan berfikir bukan hanya kata aqala tapi juga kata-kata lain yaitu : dabbara, faqiha, nashara, tafakkara.

Oleh karenanya diperlukan reorientasi, rekonstruksi dan reformulasi dalam pendidikan Islam yang bertujan untuk mempertajam dan memperkuat potensi zikir (sains) dan fikir (teknologi) pada peserta didik sehingga akan mewujudkan manusia yang berwawasan modern dan berjiwa pembaharu.

Kesadaran akan kelemahan yang ada dalam dirinya kemudian berupaya meningkatkan potensi dalam dirinya dan menjalin hubungan secara harmonis dan humanis serta membesarkan dan menguatkan orang lain maka ia akan menjadi orang yang terbaik (khaira ummah).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline