Aku masih saja terbelenggu sebuah rasa yang salah. Cinta itu mendidih dengan hebatnya, namun hampa di tengah kegelapan yang nyata dari matinya hati untuk mengutarakan semua. Aku hanyalah ilusi, sebagaimana yang perna ada namun menghilang tak berbekas. Bersenandung kegagalan untuk menyampaikan tiap - tiap bait dari cintanya, untuk wanita yang menjadikannya hidup.
Aku hanyalah sebuah tangkai - tangkai kering, yang berjatuhan diterpa derasnya angin yang menggoyahkan besarnya ketulusan. Hampa, jatuh dan terberai di atas keringnya tanah yang gersang.
Aku hanyalah sebuah hal yang tak bisa menjadi kalimat indah. Terbias dan tak terdengar kan.
Namun, tetap merintih di kediamannya.
__SpK
(Pagar Alam, 18 April 2021)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H