Lihat ke Halaman Asli

Idris setiawan

Sang Pencinta Keheningan

Bangga! Hidup di Kampung dengan Jiwa Sosial Tinggi

Diperbarui: 8 April 2021   03:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hidup di lingkungan yang di mana masih begitu erat dengan jiwa sosial gotong - royongnya membuatku begitu bersyukur. Melihat kekompakan dan kekompakan, saling membahu-membahu satu dan lain. Seperti istilah, "berat sama dipikul, ringan sama dijinjing". Mungkin itu, pribahasa yang pas untuk rasa syukurku hidup di Kampung ini. 

Sebuah Kampung atau bisa disebut saja dengan sebutan Desa. Yang terletak di Kelurahan Kance Diwe Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagar Alam ini, merupakan Desa yang menjadi pembatas wilayah diantara 2 Kelurahan. Yaitu, Kelurahan Atung Bungsu dan Kelurahan Kance Diwe. 

Desa ini bernama Desa Talang Surabaya, masih masuk ke dalam RT 04, RW 01 Desa Bandar. Yah, walau seharusnya kami masih masuk wilayah Desa Bandar. Tapi, dengan jauhnya jarak tempuh dari Desa kami ke Desa Bandar, yang RT 01, RT02 dan RT03 berdampingan. 

Kami RT O4 mempunyai nama Desa sendiri. Yaitu, Desa Talang Surabaya. Bahkan, Karang Taruna kami pun terpisah dari RT 01, 02 dan 03 yang masuk Karang Taruna Desa Bandar. Sedangkan Karang Taruna kami bernama, Karang Taruna Tunas Muda Sub Unit 004 Desa Talang Surabaya. Dan berdiri atas persetujuan dari RW dan Lurah yang menjabat di waktu Karang Taruna kami berdiri pada tanggal 11 September 2017. 

Karang Taruna kami memisah dari Desa Bandar bukan karena kami ingin memisahkan diri. Tapi, karena jarak tempuh Kampung kami yang jauh. Sekitar 1,5 KM - 2 KM ke Desa Bandar. Bahkan sebenarnya, dengan jumlah penduduk yang sudah lebih dari 100 KK (Kepala Keluarga). Seharusnya, bisa membuat kami mengajukan pembentukan RW sendiri. Tapi karena belum ada warga yang berani, membuat harapan untuk memiliki RW sendiri menjadi amat jau untuk kami raih. 

Walaupun demikian, Pemuda - pemudi kampungku tak perna lesu, atau pun terlalu cemburu. Mereka tetap menerima dan tetap terus membuktikan kekompakan mereka. 

Contohnya saja di acara pernikahan, mereka tetap menunjukan kekompakan di dalam membuat Dekorasi panggung. 

Semangat jiwa muda yang begitu menggebu - gebu, ingin menampilkan hasil terbaik agar dapat dinikmati oleh Ahli Rumah, dan para Tamu yang akan datang. Berbahankan Koran - koran bekas yang mudah dibeli di warung - warung seputaran Kecamatan. Tanpa harus jauh - jauh pergi ke Pasar yang di mana jarak tempuh sekitar 45 Menit atau 1 Jam perjalanan. Dan alat - alat seperti Streples beserta umpan, gunting dan tali menjadi alat utama di dalam mewujudkan  Dekorasi panggung ala kadarnya, namun tetap indah di pandang mata. 

Bukan hanya itu, para Bapak - bapak pun tak kalah oleh pemuda. Jiwa sosial mereka juga tinggi, dengan gotong - royong seiklas kemampuan mereka. Agar terlaksananya acara pun patut diacungi jempol. Dari subuh mereka sudah berada di kediaman yang punya hajat. Dari memasak nasi, memasak air, dan ada juga yang mempersiapkan alat - alat sesuai oleh tugas - tugas yang diberikan. Sewaktu pembentukan panitia. 

Bahkan mereka memberikan kontribusi paling besar agar acara dapat terlaksana, yang tak mungkin bila semuanya harus Ahli Rumah yang melakukan. Dan setelah acara selesai pun, mereka masih ada tugas akhir. Yaitu, membongkar Tenda Bangsal sedekah dengan cara bersama - sama. Setelah pembongkaran bangsal, pihak Ahli Rumah pun sudah menyiapkan santapan. Berupa nasi ataupun bubur putih / bubur sum - sum, sebagai rasa terima kasih atas telah dibantunya proses sedekah pernikahan tersebut. 

Ett... setelah pemuda dan para bapak - bapak. jangan kira kaum Hawa tak ikut turut andil. Para gadis, juga turut membantu dibidang pembuatan kue untuk makanan menyambut tamu undangan Dan ibu - ibu dibidang memasak sayur untuk makan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline