Kota pagar alam yang terletak di provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) ini, bukan hanya di kenal karena dari objek wisatanya saja. Tapi, juga di bidang pertaniannya. Karena kota Pagar Alam ini juga termasuk daerah pemasok Kopi, Karet dan sayuran terbesar di Sumsel.
Dengan iklim dingin yang menjadi ciri khasnya, karena terletak di bawah kaki gunung Dempo. Yang menjadi gunung tertinggi di Sumsel.
Nah dari banyaknya sayuran atau pertanian yang sering di ekspor ke luar daerah, kini warga pagar alam sedang mencoba untuk mengembangkan tanaman serai laut. Atau yang di kenal dengan sebutan serai wangi atau serai merah.
Serai ini mungkin termasuk ke dalam golongan bumbu dapur, tapi serai ini juga agak berbeda dengan serai pada umumnya. Sebab, serai laut/serai wangi/serai merah ini. Bagian yang di perlukan adalah daunnya. Sebab dapat diolah menjadi minyak.
Mungkin berbeda dengan serai biasa yang kadang digunakan adalah batangnya untuk masakan seperti Nasi uduk, kuah lontong, sambal serai, kuah pindang ikan dan masih banyak lagi. Sebab, serai bermanfaat untuk memberikan aroma di setiap masakan.
Wah bikin laper ni? Hehe
Kembali lagi ke pembahasan...
Pembudidayaan tanaman serai laut ini kini sedang gencarnya di tanam oleh bapak Alex warga Desa Sukacinta Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagar Alam dengan luas tanah kurang lebih 1 hektar.
Serai laut atau serai wangi ini, kabarnya akan disuling menjadi minyak dan akan diperjualbelikan. Dengan kisaran perton daunnya akan menghasilkan 10 Liter minyak.
Nah sebagai bahan pokok pembuatan minyak yang diperlukan dari serai wangi adalah daunnya. Sedangkan daunnya sendiri dihargai Rp.500/Kg. (Waw...)
Di tanah seluas 1 hektar ini, bila bagian tumbuhan serai bagus? Maka akan menghasilkan kurang lebih 3 sampai 10 ton serai. Dan serai laut atau serai wangi ini sendiri dapat dipanen kurang lebih 3 bulan sekali.