Lihat ke Halaman Asli

Harga Mati untuk Kesehatan

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13550327502027002443

[caption id="attachment_228448" align="aligncenter" width="300" caption="inijalanku.com"][/caption]

KESEHATAN ITU MAHAL HARGANYA. Mungkin itu adalah salah satu dari beberapa banyak himbauan ataupun kata-kata yang sering kita dengar agar selalu bisa menghargai kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Kesehatan itu memang penting untuk kelangsungan hidup seseorang, karena dengan keadaan tubuh yang sehat, seseorang bisa melakukan aktivitasnya dengan baik tanpa ada gangguan rasa sakit dan lain-lain. Oalahraga yang merupakan hal kecil tapi bisa kita rasakan manfaatnya yang begitu besar bagi kesehatan tubuh kita, akan tetapi kita malah sering meninggalkannya hanya karena kesibukan rutinitas kita sehari-hari.

Menjaga kesehatan jasmani pada khususnya, tidak perlu menunggu sampai kita merasakan sakit dahulu. Pentingnya olahraga bagi tubuh kita dapat diibaratkan seperti mesin yang tidak pernah digunakan atau digerakkan. Lambat laun, bagian-bagian dari mesin itu akan rusak karena tidak terlatih untuk terus bergerak atau bekerja. Hendaknya kita bisa menyadari untuk membiasakannya dengan mengatur pola makan kita dalam sehari khusunya, jika kita sudah bisa melakukan hal itu, kita bisa menjalani aktivitas yang ada dengan baik. Tidak hanya dengan hal tersebut, masih banyak hal-hal yang bisa kita lakukan untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang lain untuk menjaga kesehatan pada tubuh kita.

Melakukan olahraga dengan teratur sangat berperan penting dalam menjaga tubuh kita agar tidak mudah terkena penyakit. Jika ada kata-kata “sering berolahraga yang berat akan merugikan diri sendiri” itu merupakan kata-kata yang salah, karena itu semua tergantung dengan diri kita sendiri. Jika kita bisa mengatur dan mengkondisikan tubuh kita untuk mengimbangi antara olahraga, makan dan pola hidup kita sehari-hari, maka dengan sendirinya justru tubuh kita akan merasakan enak dan tidak mudah terkena penyakit.

Dengan kita merutinkan berolahraga, paling tidak setiap harinya minimal 15 menit untuk melakukan olahraga, kita bisa membantu perkembangan jantung yang ada pada diri kita, karena dengan berolahraga dapat melebarkan pembuluh darah yang menuju ke jantung. "Olahraga membantu melebarkan pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir lebih bebas," kata Byung-il William Choi, MD, profesor kedokteran penyakit jantung dan pembuluh darah di Medical College of Wisconsin di Milwaukee seperti dilansir Health.com, Jumat (2/3/2012). Dalam sebuah penelitian, para peneliti di Harvard menemukan penurunan risiko penyakit jantung sampai dengan 20% pada orang yang paling sering melakukan olahraga berat. Olahraga ini dapat berupa lari atau jogging, berenang, bermain tenis, atau aerobik. Berjalan sejauh 3 mil atau lebih dalam seminggu akan mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 10%. Olahraga dalam taraf sedang lainnya meliputi berjalan, golf, dan berkebun. (http://asalasah.blogspot.com)

Kita tidak usah pusing-pusing untuk melakukan olahraga apa yang tepat untuk seseorang yang sibuk dalam bekerja. Saat kita sedang melakukan aktivitas atau bekerja pun kita bisa sambil berolahraga, contohnya ketika ada seseorang yang bekerja sebagai karyawan kantor, kita membiasakan untuk banyak berjalan ketika sedang istirahat siang, ataupun kita bisa jalan kaki sambil menggerak-gerakan anggota badan kita saat berjalan. Dengan cara seperti itupun sudah sedikit membantu kita untuk memperlancarkan peredaran darah dalam tubuh kita yang menuju ke jantung. Ini semua bertujuan agar jantung kita tetap bisa bekerja dengan maksimal.

Sebagai orang tua pun seharusnya juga mengerti akan hal ini, sehingga mereka bisa membiasakan untuk menuntun anaknya agar mau berolahraga dengan teratur. Setidaknya peran orang tua mengajak untuk melakukan lari pagi setiap minggu. Orang tua juga bisa memasukkan ananknya ke suatu lembaga yang bergerak di bidang olahraga, contohnya seperti sanggar senam, tim sepak bola, tim futsal, tim basket, tim bola volly dan lain-lain. Dengan memperhatikan keinginan anaknya untuk memilih yang mana, jangan sampai ada unsure paksaan. Karena jika dengan kemauan anak itu sendiri, maka dia akan menekuninya sendiri dan akan bisa teratur dalam kegiatan berolahraga bagi sang anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline