Lihat ke Halaman Asli

Permohonan

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kembali aku berlayar
Kini lautan itu tak lagi tandus
Sedikit demi sedikit air mata bidadari memenuhinya

Bismillahirrohmaanirrohiym
Ya Allah...
Ijinkan aku me_restart niat dalam menjalani kehidupan ini

Maka ku stater mesin semangatku dengan rahmatMu
Dan pelayaranpun mulai kulakukan

Ya Allah yang Maha Pelindungilah
Lihatlah setan menghadang laju jalanku menuju ridhoMu
Selamatkanlah pelayaranku dari godaannya.

*Temen2 FB; Idris bukan ustadz yang pandai ceramah.
Idris bukan alim ulama yang pandai menghadirkan dalil dalam setiap ucapan.
Idris hanya bisa merangkai syair, itupun tak sesempurna Zawawi Imron ketika merenda kata menjadi rangkaian kalimat, yang kemudian muncul titel Celurit Emas.
Idris bukanlah kaliber Chairil Anwar yang sibuk mencari jati diri hingga lahir sajak yang berjudul AKU.
Idris hanyalah seonggok daging nakal
Yang mencoba berbuat sesuatu, dengan harapan bisa menyadarkan -minimal- diri sendiri.

Idris lebih suka Jalaluddin Rumi daripada Khalil Gibran.

Akhirnya Idris ikhlas dianggap gila, jika dengan kegilaan itu Idris bisa mendaki jalan Tuhan dan mampu menggapi RidhoNya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline