Lihat ke Halaman Asli

TEATREKAL SENGKUNI

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berbekal kenangan
Kusisir masa depan yang mulai buram

Kuharap cinta memegang peranan penting pada sebuah keadilan
agar tak ada lagi tumbal yang harus menjadi korban

Maka, satu persatu kenangan berkelebat mengelilingi pikiranku
Tangis...
Tawa...
Senyum...
Air mata...
berkolaborasi dalam nyata dan tercipta sebentuk treatrikal "SENGKUNI" saat itu juga.

Aku tak mau lagi berpikir tentang dunia,
karena duniaku kini dan seterusnya berada dalam genggaman penguasa -yang katanya- adil dan bijaksana.

Aku hanya berusaha mencipta dzikir rohani
meski tak seorangpun peduli

Aku mencoba mencipta rasa dalam balutan tangis dan air mata
Aku mencoba mengikis tragis dalam hembusan senyum dan tawa

Maka, ijinkan aku "Bercinta" pada Sang Pencipta.

*Maghrib dah masuk wilayah Gianyar

‪#‎Seperti_Pena_Mendustkan_Tinta‬

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline