Berbekal kenangan
Kusisir masa depan yang mulai buram
Kuharap cinta memegang peranan penting pada sebuah keadilan
agar tak ada lagi tumbal yang harus menjadi korban
Maka, satu persatu kenangan berkelebat mengelilingi pikiranku
Tangis...
Tawa...
Senyum...
Air mata...
berkolaborasi dalam nyata dan tercipta sebentuk treatrikal "SENGKUNI" saat itu juga.
Aku tak mau lagi berpikir tentang dunia,
karena duniaku kini dan seterusnya berada dalam genggaman penguasa -yang katanya- adil dan bijaksana.
Aku hanya berusaha mencipta dzikir rohani
meski tak seorangpun peduli
Aku mencoba mencipta rasa dalam balutan tangis dan air mata
Aku mencoba mengikis tragis dalam hembusan senyum dan tawa
Maka, ijinkan aku "Bercinta" pada Sang Pencipta.
*Maghrib dah masuk wilayah Gianyar
#Seperti_Pena_Mendustkan_Tinta
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H