Lihat ke Halaman Asli

Indonesia Raya Berdarah-darah: Apa yang Salah?

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sudahkah anda mendengar membaca melihat bahkan melakukan tawuran antar kampung?

Tawuran antar kampus? Tawuran antar faklutas? Tawuran bahkan bakar-bakaran antar sekolah?

Tawuran dijalanan antar angkatan bahkan saling melakukan tembakan dan nyawa melayang?

Demo di kuburan malah ada yang dikubur? Demo di depan kantor pemerintah malah penuh amarah dan berdarah-darah?

Sidang peradilan yang seharusnya tempat mencari keadilan malah jadi gontok-gontokan?

Lapangan sepak bola yang mencari kemenangan dalam kebanggaan menjadi lautan kemarahan dan kejar-kejaran?

Antar suku yang seharusnya bersatu malah saling bunuh?

BERDARAHDARAHBERDARAHDARAHBERDARAHDARAHBERDARAHDARAHBERDARAHDARAHBERDARAH

Seorang pakar pendidikan untuk mendukung dinangkan pendidikan karakter di sekolah, dalam suatu kesempatan mengatakan bahwa semua permasalahan tadi, termasuk korupsi, berakar dari kesalahan dunia pendidikan kita. Dengan kata lain, pendidikan, lebih sempit lagi sekolah, telah gagal melaksanakan tugasnya. Artinya, guru, dosen, kepala sekolah, rektor, bahkan menteri yang gagal itu.

Tapi nanti dulu. Coba kita lihat dari PERSPEKTIF lain. Mundur jauh ke belakang. Menuju ke Lagu kebangsaan kita Indonesia Raya Stanza 1: Tanah tumpah DARAHKU.

Perhatikan Tanah TUMPAH DARAHKU. Kenapa bisa TUMPAH? Perhatikan lagi lambang-lambang daerah Indonesia. Kalimantan Tengah, Lampung, Depok, Riau, Sulawesi Selatan, Bengkulu, dan daerah lainnya. Hampir seluruh propinsi, kabupaten, kota kita dalam lambangnya terdapat senjata tajam. Mengapa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline