Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Melalui Program Gelitik, Para Guru SDN Karawang Wetan 1 'Digelitik' Kuasai TIK

Diperbarui: 21 Oktober 2024   02:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru-guru SDN Karawang Wetan sedang menyimak materi Optimalisasi Laman dari Tim Fasilitator GELITIK BBPMP Provinsi Jawa Barat. (Dok. Iman BS, 2024)

MELALUI PROGRAM GELITIK, GURU-GURU SDN KARAWANG WETAN 1 "DIGELITIK" KUASAI TIK  

 

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berimplikasi terhadap berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan dan pembelajaran. Apalagi sejalan dengan era digitalisasi saat ini, pemanfataan TIK menjadi hal yang tidak dapat dilepaskan dalam pembelajaran. 

Konsekuansinya, sekolah harus menyediakan sarana-prasarana pendukung TIK seperti internet, PC, laptop, papan tulis digital, dan sebagainya.

Begitu pun dengan guru. Guru harus mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Guru harus melek TIK dan mampu memanfaatkannya dalam pembelajaran. Saat ini banyak media dan aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang bisa dimanfaatkan guru untuk membantu pembelajaran. 

Tinggal para guru mau terus belajar supaya tidak tertinggal oleh perkembangan zaman. Para peserta didik yang didominasi oleh Gen Z dan Gen Alpha sudah sangat familiar dengan teknologi. Oleh karena itu, sekolah dan guru harus mampu beradaptasi dengan cepat menyikapi hal tersebut.

Sekolah saat ini sudah banyak yang memiliki laman (web) dan media sosial yang yang digunakan untuk beragam keperluan seperti media informasi, komunikasi,  sosialisasi, dan promosi. Laman lembaga dan media sosial harus menjadi etalase untuk membangun persepsi positif masyarakat. 

Di era serba konten saat ini, konten-konten yang menarik bahkan viral akan meningkatkan kunjungan ke laman dan media sosial dan meningkatkan follower serta subscriber pemilik akunnya. 

Hal ini bisa berdampak terhadap semakin dikenal lembaga dan semakin diperhitungkannya sebuah lembaga oleh para pemangku kepentingan pendidikan.

Walau demikian, pengelolaannya laman dan media sosial sebuah lembaga ada yang sudah baik dan profesional, tetapi ada pula yang masih sederhana, terkesan seadanya, konten-kontennya kurang bermutu dan kurang variatif, sehingga kurang menarik untuk dikunjungi oleh netizen. 

Penyebabnya karena masih terbatasnya sarana-prasarana pendukung, terbatasnya anggaran, dan terbatasnya kompetensi dan jumah sumber daya manusia (SDM) yang mengelolanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline