Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan)
Semangat merdeka belajar dan pendidikan yang berpihak kepada peserta didik menguatkan perlunya pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan karakter, minat, gaya belajar, dan kebutuhan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran berdiferensiasi adalah proses pembelajaran yang "warna-warni" dan variatif.
Warna-warni tersebut akan berimplikasi kepada beragamnya variasi bahan, strategi pembelajaran, proses pembelajaran, dan produk yang dihasilkan oleh peserta didik sebagai gambaran pencapaian kompetensinya.
Pada pembelajaran berdiferensiasi, guru mengakui dan menghargai beragamnya kecerdasan, keunikan, dan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi menempatkan peserta didik sebagai manusia memiliki fitrah masing-masing.
Jangankan anak yang berbeda ayah dan ibu, anak yang memiliki ayah dan ibu sama pun memiliki karakter yang berbeda. Bahkan anak yang lahir kembar pun memiliki karakter, minat, dan kemampuan yang berbeda.
Perbedaan latar belakang sosial-ekonomi, adat istiadat, dan lingkungan pergaulan pun akan mewarnai pertumbuhan fisik dan psikologis seorang anak.
Membahas pembelajaran berdiferensiasi, saya terinspirasi dengan proses bercocok tanam. Misalnya di sebuah taman atau kebun terdapat beragam jenis pohon atau bunga.
Setiap tamanan tersebut memiliki waktu untuk tumbuh yang berbeda. Waktu tumbuh pohon akan jauh lebih lama dibandingkan dengan bunga. Sesama jenis pohon atau bunga pun memiliki waktu yang berbeda untuk tumbuh dan berkembang.