MERANCANG, MELAKSANAKAN, DAN MELAKUKAN ASESMEN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Oleh: IDRIS APANDI (Praktisi Pendidikan)
Seiring dengan implementasi kurikulum merdeka, guru diharapkan melaksanakan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (student centre).
Siswa harus menjadi fokus pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan merancang dan melaksanakan pembelajaran yang mampu mengembangkan dan meningkatkan potensi, minat, dan bakat peserta didik, serta memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi mereka.
Selain itu, guru pun diharapkan bisa memilih strategi dan teknik penilaian yang tepat agar peserta didik dapat memperlihatkan dan menampilkan hasil pemahaman dan pengalaman belajarnya secara optimal dan mampu menghasilkan produk atau proyek sebagai bentuk bentuk out put pascamengikuti pembelajaran.
Itulah sejatinya pembelajaran berdiferensiasi, yaitu pembelajaran yang disesuaikan karakteristik, minat, bakat, kebutuhan, kemampuan, gaya belajar, dan kecepatan belajar peserta didik. Mengapa demikian? Karena setiap peserta didik adalah individu yang unik. Memiliki kecerdasan, karakteristik, dan latar belakang yang berbeda.
Inti dari pembelajaran berdiferensiasi adalah guru menyampaikan materi pelajaran yang sama kepada peserta didik melalui strategi, cara, metode, dan teknik yang beragam sesuai dengan karakteristik peserta didik.
Pembelajaran berdiferensiasi adalah upaya untuk menjadikan belajar sebagai sebuah proses yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Melalui pembelajaran berdiferensiasi peserta didik diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, berpikir pada level tinggi secara bertahap, mengembangkan kreativitas, membangun pemahaman, dan memiliki kecakapan hidup.
Pembelajaran berdiferensiasi diperkenalkan dan digagas oleh Caroll Ann Tomlinson, seorang profesor bidang pendidikan dari University of Virginia Amerika Serikat. Tomlinson menyampaikan bahwa sebelum guru melakukan proses pembelajaran, terlebih dahulu guru harus mengidentifikasi kesiapan belajar, gaya belajar, dan kemampuan awal setiap peserta didik.
Setelah hal tersebut bisa diidentifikasi atau diketahui oleh guru, maka guru menyusun skenario pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada kelas yang diisi oleh peserta didik yang beragam. Bisa juga diartikan melalui pembelajaran berdiferensiasi, seorang peserta didik bisa menguasai satu materi yang sama tetapi dengan cara, strategi, dan waktu yang berbeda.