Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Puasa Bermakna

Diperbarui: 29 April 2022   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Bulan Ramadan tinggal beberapa hari lagi meninggalkan kita. Umat Islam banyak yang sudah sibuk dengan beragam aktivitas jelang lebaran, mulai dari belanja kebutuhan lebaran hingga mudik. 

Kesibukan (duniawi) jelang lebaran diakui atau tidak telah menurunkan kualitas dan kuantitas ibadah Ramadan. Walau demikian, justru bagi sebagian kecil orang, akhir Ramadan adalah momentum mereka untuk semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. 

Bagi mereka, injury time jelang berlalunya bulan Ramadan adalah kesempatan untuk mengumpulkan pahala ibadah sebanyak-banyaknya karena tidak ada jaminan Ramadan tahun berikutnya Allah memberikan kesempatan waktu atau usia untuk menikmati bulan Ramadan. 

Apalagi bulan Ramadan ada malam lailatulkadar karena nilai pahalanya lebih baik dari seribu bulan. Jelang akhir Ramadan, mari kita mengecek, apakah Al-Qur'an di rumah kita masih berdebu atau nganggur alias belum dibaca? 

Kalau misalnya sudah dibaca, sudah berapa juz yang dibaca? Sebagaimana kita ketahui bahwa pada bulan Ramadan sangat disarankan untuk tadarus Al-Qur'an. Bagi orang tertentu, bulan Ramadan digunakan untuk meningkatkan semangat membaca Al-Qur'an. Bahkan ada yang bisa beberapa kali khatam Al-Qur'an. 

Suatu hal yang sulit dilakukan pada bulan-bulan selain bulan Ramadan disebabkan berbagai alasan seperti sibuk dan malas.

Mari kita mengecek, selama bulan Ramadan ini berapa hari salat Tarawih kita bolong-bolong? Walau salat Tarawih adalah salat sunat, tetapi bukan berarti disepelekan alias dianggap kurang penting. 

Salat tarawih mau dilaksanakan secara berjemaah atau dilaksanakan sendiri (munfarid), mau dilaksanakan sebanyak 11 atau 23 rakaat, tidak menjadi masalah. Yang menjadi masalah itu kalau sama sekali tidak salat tarawih. Mari kita merefleksi apakah semangat sedekah kita meningkat selama bulan Ramadan atau biasa-biasa saja. 

Kita sering mendengar atau membaca keutamaan sedekah atau amal baik di bulan Ramadan. Sedekah pada bulan Ramadan akan diganti oleh Allah dengan pahala yang berlipat-lipat. 

Ini bisa dikatakan menjadi daya tarik agar umat Islam mau meningkatkan sedekah di bulan Ramadan. Tapi apakah hal tersebut sudah menyentuh hati kita untuk meningkatkan sedekah atau amal ibadah lainnya pada bulan suci tersebut? 

Mari kita bertanya apakah puasa yang kita lakukan menjadikan kita sebagai hamba yang semakin pandai bersyukur atas nikmat yang kita terima dari-Nya? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline