PENJAMINAN MUTU PEMBELAJARAN TATAP MUKA PASCAPANDEMI
Oleh: IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan)
Setelah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) pada awal semester ganjil Tahun Pel. 2021/2022, maka pada Semester Genap pemerintah menggulirkan kebijakan PTM penuh bagi sekolah yang memenuhi syarat. Hal ini dilandasi oleh tren menurunnya kasus pandemi Covid-19 dan untuk memulihkan pembelajaran yang mengalami penurunan mutu (learning loss) selama pandemi yang terjadi sejak awal Maret 2020.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri (Mendikbudristek, Menag, Menkes, dan Mendagri) terkait Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Corona Virus Disease-2019 (COVID-19) tanggal 21 Desember 2021, daerah yang PPKM-nya masuk kategori 1 dengan vaksinasi dosis 2 bagi PTK di atas 80% dan vaksinasi dosis 2 bagi lansia di atas 50%, bisa melaksanakan PTM dengan kapasitas 100%. Begitu pun bagi daerah khusus/3T, bisa melaksanakan PTM dengan kapasitas 100%. Daerah yang berstatus PPKM level 2, level 3, dan level 4, pembelajaran tatap muka masih dilaksanakan secara terbatas, mulai dari kapasitas 50% dan masih menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan kata lain, pembelajaran masih menggunakan model campuran daring dan luring (hybrid learning) mengingat kondisi daerah yang beragam.
Pengaturan tersebut merupakan tindakan terukur yang dilakukan oleh pemerintah agar di satu sisi layanan pembelajaran bisa dilaksanakan dan di sisi lain, pengendalian pandemi Covid-19 dapat dilakukan juga, karena saat ini, walau secara umum pandemi Covid-19 kasusnya menurun, tetapi di daerah lain ada peningkatan kasus Covid-19 varian Omicron.
Dalam menghadapi PTM dengan kapasitas 100%, selain vaksinasi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), vaksinasi untuk anak pun menjadi salah satu hal yang menjadi perhatian. Dengan difasilitasi oleh Satgas Covid-19, sekolah diminta untuk melakukan vaksinasi untuk anak-anak didiknya. Para orang tua pun perlu diberikan pemahaman berkaitan dengan vaksinasi bagi anaknya karena masih ada orang tua yang menolak anaknya divaksin dengan alasan takut jatuh sakit atau meninggal pascadivaksin.
Sekolah yang siap melakukan PTM dengan kapasitas 100% tentunya melakukan berbagai persiapan, mulai dari peningkatan kebersihan ruang kelas, meja, bangku, dan protokol kesehatan. Kelas yang pada waktu PTMT diatur untuk kapasitas peserta didik sebanyak 50%, akan diisi kembali oleh 100% peserta didik.
Protokol kesehatan menjadi hal yang sangat penting dalam pelaksanaan PTM dengan kapasitas 100%. Protokol kesehatan yang telah dilaksanakan selama PTM Terbatas, tentunya harus makin ditingkatkan mengingat PTM dengan kapasitas 100%, semua peserta didik akan masuk sekolah dan waktu pembelajaran maksimal selama 6 jam setiap hari sekolah.
Alat pengukur suhu, tempat cuci tangan, hand sanitizer, masker cadangan perlu ditambah. Petugas yang mengecek peserta didik di gerbang sekolah pun kalau perlu ditambah. Jangan sampai muncul kerumunan di sekolah. Kantin sekolah belum boleh dibuka dan pedagang yang berjualan di luar sekolah agar diatur supaya tidak menimbulkan kerumunan. Sebaiknya PTK dan peserta didik membawa bekal sendiri dari rumah agar membeli atau jajan di luar sekolah walau sudah PTM secara penuh.
Berkaitan dengan pembelajaran, berbagai aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang menjadi andalan bagi guru saat melaksanakan pembelajaran daring dan PTMT, tetap dapat digunakan pada pembelajaran tatap muka secara penuh. Justru hal tersebut, menurut saya akan membantu, memudahkan, bahkan membuat pembelajaran semakin menarik, menantang, dan menyenangkan. Jangan sampai semangat guru dalam mempelajari TIK menurun dengan alasan pembelajaran sudah dilaksanakan secara penuh.