BERBAGI INSPIRASI MENULIS DI ACARA A TO Z KOMPASIANA
Oleh: IDRIS APANDI
(Penulis dan Kompasianer)
Kamis, 5 November 2020 menjadi hari yang bersejarah bagi saya. Mengapa? Karena saya berkesempatan diundang oleh Kompasiana untuk berbagi ilmu dan pengalaman seputar kepenulisan. Sejak bergabung Juni 2010, baru tahun 2020 saya dapat berinteraksi dengan para admin Kompasiana walau secara daring atau tatap maya dalam acara A to Z Kompasiana. Acara tersebut dimoderatori oleh Nurulloh. Selain saya, acara tersebut juga menghadirkan guru blogger Wijaya Kusumah.
Acara tersebut berlangsung selama satu jam, yaitu dari pukul 16.00 s.d. 17.00 WIB. Moderator banyak bertanya berkaitan dengan latar belakang dan bergabung dengan Kompasiana, pengalaman selama menulis di Kompasiana, jenis-jenis tulisan yang sering ditulis, dan berbagi pengalaman terkait trik-trik menulis artikel di Kompasiana.
Waktu satu jam memang terasa sangat pendek, sehingga saya pun merasa kurang optimal saat berbagi ilmu atau pengalaman menulis. Walau demikian, dalam waktu yang terbatas tersebut, saya mencoba memotivasi para peserta yang ikut menyaksikan acara tersebut untuk menulis, karena menulis adalah membuat sejarah, menulis adalah mengabadikan jejak pemikiran, dan menandakan bahwa kita pernah ada di dunia, serta menebar manfaat bagi orang lain.
Mengapa saya memilih menulis di Kompasiana? Pertimbangan utamanya adalah Kompasiana merupakan blog menulis terbesar di Indonesia, anggota mencapai ribuan orang yang berasal dari berbagai latar belakang, sehingga tulisan diposting kemungkinan dibaca oleh banyak orang sangat tinggi. Sejak bergabung hingga saat ini (06/11/2020), saya telah menulis lebih dari 875 tulisan dan pembacanya mencapai 2.309.368 pembaca. Hal ini tentunya menjadi motivasi saya untuk terus menulis dan semoga bisa menjadi bagian dari bentuk partisipasi seorang warga negara dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Cukup banyak manfaat yang dapatkan dari menulis di Kompasiana. Manfaat yang utama adalah saya mendapatkan kepuasan batin. Seiring dengan semakin banyaknya tulisan saya dibaca oleh para pembaca, maka nama saya semakin dikenal. Banyak yang suka mengontak saya untuk konsultasi seputar masalah pendidikan. Tahun 2015 saya pernah ditelpon oleh Anies Baswedan pada waktu Beliau menjadi Mendikbud. Intinya, Beliau mengapresiasi tulisan isinya mendorong Kemendikbud semakin menguatkan nilai integritas. Dampak dari menulis di Kompasiana saya cukup sering diundang untuk menjadi narasumber pelatihan menulis atau materi seputar pendidikan.
Artikel yang sering saya tulis paling banyak berkaitan dengan pendidikan. Hal ini dilatarbelakangi profesi saya sebagai Widyaiswara di sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikbud menggarap masalah pendidikan. Masalah pendidikan adalah masalah yang selalu aktual dan relevan untuk dibahas karena pendidkan berkaitan dengan pembangunan sumber daya manusia (SDM) pada sebuah bangsa. Dengan kata lain, masa depan sebuah bangsa, sangat tergantung kepada mutu pendidikannya. Oleh karena itu, saya menuliskan gagasan dan pengalaman aktual dan kontekstual seputar pendidikan dengan harapan bisa bermanfaat bagi para pembaca.
Terkait dengan tip menulis artikel di Kompasiana, saya hanya mengajak kepada guru dan tenaga kependidikan untuk berani mencoba menulis sesuai dengan passion masing-masing, karena menulis harus dengan hati supaya mengalir dan tidak merasa terbebani. menulis dengan hati akan menjadi aktivitas yang menyenangkan, bisa menjadi menyalurkan energi yang positif, dan bahkan bisa menjadi terapi. Bagi orang yang seperti itu, menulis telah menjadi hobi, kebutuhan, bahkan gaya hidup.