Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penikmat bacaan dan tulisan

Kurban sebagai Sarana Pendidikan

Diperbarui: 31 Juli 2020   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KURBAN SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN

Oleh: IDRIS APANDI

(Penulis Buku Membaca Ayat-ayat Kehidupan)

Perayaan Iduladha setiap tanggal 10 Dzulhijjah tidak dapat dipisahkan dengan kiah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, karena kisah tersebut menjadi awal mula sekaligus inspirasi bagi umat islam dalam merayakan iduladha. 

Sebagaimana sudah banyak diketahui dan banyak disampaikan oleh banyak pendakwah bahwa Allah SWT menguji keimanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS dengan memerintahkan Nabi Ibrahim AS menyembelih anaknya yang baru berusia tujuh tahun tersebut. Begitu pun Nabi Ismail AS diuji agar bersedia disembelih oleh Nabi Ibrahim AS. Selain sebagai bentuk ketaatan kepada orang tuanya, hal itu pun tentunya sebagai bentuk ketaatan kepada Allah SWT.

Dialog diantara mereka terdapat pada QS As-Saffaat ayat 102 sebagai berikut:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Iblis pun datang menggoda Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, dan ibunya, Siti Hajar. Ismail adalah anak yang lahir melalui sebuah penantian yang panjang, dan tentunya sangat dicintai dan disayangi orang tuanya, khususnya oleh Siti Hajar sebagai ibu kandungnya, tetapi mereka bergeming. Mereka tetap teguh melaksanakan perintah Allah SWT. Mereka pun lulus ujian dari-Nya. Nabi Ibrahim AS yang telah siap menyembelih Nabi Ismail AS, Allah mengggantinya dengan seekor kambing. Dari sinilah, ibadah kurban dimulai hingga saat ini.

Ada beberapa nilai yang dapat dijadikan pelajaran dari pelaksanaan iduladha atau kurban, yaitu keimanan, ketakwaan, keikhlasan, rela berkorban, rela berbagi, dan solidaritas kepada sesame manusia. Nilai-nilai tersebut tentunya merupakan hal-hal yang positif yang harus ditanamkan kepada setiap manusia, bahkan sangat disarankan dilakukan sejak sejak dini karena ibadah kurban merupakan dan bagian dari pendidikan.

Di saat pandemi Covid-19 saat ini, dimana banyak warga yang kondisi ekonominya terpuruk, saya sangat mengapresiasi kepada setiap umat Islam yang masih mau atau masih bisa menyisihkan sebagian rezekinya untuk berkurban dan berbagi kepada sesama. Hal ini tidak lepas dari niat yang kuat didasari oleh keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, karena harta yang dimiliki pada dasarnya adalah titipan dari-Nya dan dikurbankan sebagai sarana ibadah pada-Nya.

Kurban sebagai sarana untuk mengendalikan hawa nafsu. Penyembelihan hewan kurban bukan sekadar bisa dilihat sebagai proses penyembelihan an sich, tetapi ada pesan-pesan yang lebih substantif, yaitu proses seorang hamba untuk menyembelih sifat sombong, angkuh, iri, dengki, rakus, dan pelit. Sifat-sifat tersebut merusak hati, menurunkan bahkan menghilangkan nilai ibadah ritual yang dilaksnakan oleh seorang hamba.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline