Saat ini sekolah sekolah-sekolah bersiap menyambut peserta didik baru Tahun Pelajaran 2020-2021. Kemdikbud menyatakan bahwa Tahun Pelajaran 2020-2021 tetap dilaksanakan mulai 13 Juli 2020, sedangkan kegiatan belajar akan tetap dilaksanakan melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan menggunakan beberapa alternatif seperti daring (dalam jaringan/online), luring (luar jaringan/ offline), atau kombinasi daring dan luring. Rencananya, kegiatan belajar sekolah baru akan dibuka Januari 2021.
Setiap tahun pelajaran baru, yang terbayang adalah wajah-wajah peserta didik baru, menggunakan seragam baru dengan riang gembira. Selain itu, mereka pun memiliki guru baru dan teman-teman baru.
Kepala sekolah dan para guru pun menyambut mereka dengan suka cita. Para peserta didik baru itu mereka anggap sebagai anak-anak yang siap untuk didik oleh mereka.
Kepala sekolah dan para guru berjejer di depan gerbang sekolah menyambut para peserta didik baru. Para peserta didik baru tersebut lalu mencium tangan kepala sekolah dan para guru, sebaliknya mereka pun memeluk hangat para peserta didik baru.
Di tengah pendemi Covid-19 yang masih berlangsung ini, hal seperti saya gambarkan di atas sepertinya akan sulit bahkan tidak akan terwujud. Pasalnya, pemerintah meminta agar sekolah menerapkan protokol kesehatan di sekolah dimana selain wajib menggunakan masker, menjaga jarak, sering cuci tangan, juga tidak berjabat tangan atau mencium tangan guru.
Di era normal, berjabat tangan atau mencium tangan adalah simbol persahabatan simbol penghormatan, di era new normal hal tersebut justru dinilai berpotensi menyebarkan Covid-19, sehingga muncul jargon "walau tangan berjabat, tapi tetap bersahabat."
Di satu sisi memang ada benarnya, tapi di sisi lain, karena mugkin hal tersebut menjadi tradisi dan diajarkan dari kecil, maka saat tidak berjabat tangan, terasa ada sesuatu yang kurang.
Chemistry antara dua sahabat seolah berkurang saat tidak berjabat tangan. Tapi apa hendak dikata. Atas nama melindungi diri sendiri dan melindungi orang lain di masa pandemi Covid-19, maka tradisi salaman pun dihentikan (sementara).
Pada saat memulai tahun pelajaran baru, mungkin ada kebingungan di kalangan kepala sekolah dan guru bagaimana cara mengelola peserta didik baru. Biasanya sebelum kegiatan dilaksanakan kegiatan pembelajaran, dilaksanakan Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB).
Tujuannya adalah untuk memperkenalkan lingkungan sekolah sehingga para peserta didik bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru, menyampaikan informasi seputar pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler, memperkenalkan para personil sekolah seperti kepala sekolah, guru-guru, dan tenaga administrasi kepada para pesera didik baru. Kemudian untuk membaurkan antarasesama peserta didik baru dan antara peserta didik baru dengan para kakak kelasnya.
Dalam kondisi seperti ini, mungkin akan banyak sekolah yang melaksanakan MOPDB secara virtual karena MOPDB secara tatap muka kurang memungkinkan.