VIRUS CORONA DAN REFLEKSI PERINGATAN ISRA MIKRAJ
Oleh: IDRIS APANDI
Bertepatan dengan momentum peringatan Isra Mikraj ini, mari kita jadikan sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan dan ketakwan kepada Allah SWT. Dialah Dzat yang Maha Berkuasa menyebarkan penyakit apapun ke seluruh dunia, dan Dia pun Dzat yang Maha Berkuasa untuk menghentikannya. Kita, sebagai Hamba-Nya hanya bisa berikhtiar melalui berbagai upaya. Hanya kepada-Nya kita berharap dan hanya kepada-Nya lah kita memohon pertolongan. Dalam salat yang kita lakukan, mari panjatkan doa untuk para pemimpin dan semua rakyat Indonesia agar terhindar dari virus Corona.
Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW saat ini dalam suasana berperang melawan virus Corona. Dampaknya dari virus Corona memang sangat luar biasa. Di berbagai negara, ribuan orang sudah meninggal gegara virus Corona.
Untuk mengantisipasi penularannya yang semakin ganas, pemerintah melakukan berbagai upaya, antara lain menghindari keramaian, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, belajar dari rumah, bekerja dari dari rumah, dan beribadah dari rumah.
Dalam konteks beribadah dari rumah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan fatwa bahwa bahwa di daerah-daerah yang menjadi pandemi virus Corona, diimbau untuk tidak melaksanakan salat berjamaah dan salat Jumat boleh diganti dengan salat duhur di rumah.
Perintah salat lima waktu merupakan "oleh-oleh" yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW setelah Isra Mikraj. Umat Islam sudah tahu bahwa pahala salat berjamaah lebih utama dari salat sendiri, yaitu 27 derajat, tetapi kondisi saat ini yang sudah masuk ke tahap darurat, pemerintah dan MUI berpendapat ada masalah yang lebih penting, bahkan sangat mendesak untuk diperhatikan, yaitu berkaitan dengan keselamatan manusia, dan lebih jauh lagi stabilitas negara. Oleh karena itu, Umat Islam diimbau untuk beribadah dari rumah.
Bukan hanya umat Islam saja yang diimbau beribadah di rumah, umat nonmuslim pun diimbau untuk melakukan hal yang sama. Para pemuka agama kristen, misalnya, telah meminta umat kristen tidak datang ke gereja, dan melakukan ibadah secara online. Tujuannya sama, yaitu upaya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan umat agar terhindar dari terpapar virus Corona.
Wajah virus Corona juga telah mengingatkan kita tentang pentingnya kepemimpinan yang tegas dan kuat, seperti halnya sosok Nabi Muhammad SAW. Dengan sifatnya seperti; shidiq, amanah, fathanah, dan tabligh, Beliau berhasil memimpin umatnya, termasuk dalam kondisi yang darurat.
Isolasi (lockdown) pun pernah dilakukan saat kepemimpinannya. Di zaman Rasululullah SAW pernah terjadi wabah kusta yang menular dan mematikan sebelum diketahui obatnya.
Kala itu, Rasulullah SAW memerintahkan untuk tidak dekat-dekat atau melihat orang yang mengalami kusta atau lepra. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: "Jangan kamu terus menerus melihat orang yang menghidap penyakit kusta." (HR Bukhari).