Menulis selain sebagai sarana menyalurkan ide, gagasan, serta mendokumentasikan ilmu pengetahuan, juga menjadi sarana aktualisasi dan eksistensi diri. Sebuah pribahasa mengatakan "jika kamu ingin mengenal dunia, bacalah buku. Dan jika kamu ingin dikenal dunia, maka tulislah buku." Peribahasa tersebut menjadi motivasi dan energi bagi setiap orang yang ingin menjadi penulis.
Orang yang berminat atau bercita-cita menjadi penulis tentunya dalam lubuk hatinya ingin menjadi penulis yang top, tenar, terkenal, dan karyanya banyak dibaca oleh orang-orang. Dia pun mungkin berharap tampil di panggung dan didaulat untuk menyampaikan ilmu atau pengalaman menulis kepada sejumlah orang.
Keingian tersebut sah-sah saja ada dalam hati setiap penulis, terutama penulis pemula. Walau demikian, jalan menuju ke arah popularitas tentu tidaklah mudah. Dia harus dapat "menjual" dirinya melalui karya-karya tulisnya. Dia harus konsisten menulis. Konsistensi tersebut disamping menggambarkan komitmennya dalam bidang menulis, juga menggambarkan penguasaan, keluasan ilmu dan wawasan, serta kepakarannnya dalam bidang tertentu.
Waktu yang perlukan Dia perlu waktu sampai bertahun-tahun untuk dikenal sebagai penulis yang memiliki nilai jual. Dia perlu puluhan bahkan ratusan karya tulis hingga dia diakui sebagai penulis yang berkelas dan berkualitas. Bahkan bukunya yang best seller bisa menjadi salah satu indikator untuk sebuah pengakuan dari publik.
Kesabaran, keuletan, kesungguhan, keunikan, dan "perbedaan" dengan penulis-penulis yang lain menjadi kuncinya. Spesialisasi dalam jenis karya tulis tertentu atau dalam bidang keilmuan tertentu juga menentukan nilai jual seorang penulis.
Misalnya konsisten dalam menulis karya fiksi jenis cerpen, puisi, atau novel. Konsisten dalam menulis karya nonfiksi seperti artikel populer, artikel jurnal, buku teks, buku referensi, buku bacaan, laporan penelitian, dan sebagainya. Kalau kaitannya dengan bidang kelimuan, misalnya bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, agama, seni, budaya, musik, olah raga, komunikasi, komputer, dan sebagainya. Hal ini biasanya tidak lepas dengan latar belakang pendidikan atau minat seorang penulis.
Mungkin saja ada seorang penulis yang bertipe generalis atau dapat menulis setiap jenis karya tulis, tetapi tetap saja ada karya tulis tertentu yang paling dia minati atau yang paling menjadi andalannya, sedangkan jenis karya tulis lainnya hanya sekadar variasi atau selingan saja.
Menurut saya, tanda-tanda seorang penulis yang memiliki nilai jual antara lain; karya-karyanya selalu dinantikan dan dinikmati pembacanya, sering diundang mengisi pelatihan menulis, karya tulisnya sering dijadikan rujukan atau referensi, pendapatnya sering dikutip, dan dimintai menjadi narasumber oleh media, karena pendapat dna kepakarannya yang tidak diragukan lagi.
Penulis yang memiliki nilai jual biasanya tulisan atau ulasan-ulasannya berbobot, berani "out of the box", berbeda pendapat dengan opini mainstream, bahkan kadang suka memicu kontroversi. Bagi penulis pemula, hal yang perlu dipikirkan adalah bukan obsesi untuk menjadi penulis yang memiliki nilai jual, tetapi teruslah berkarya, tingkatkan kualitas secara bertahap. Posting dan sebarkan tulisan-tulisan Anda melalui media massa dan media sosial.
Biarkan pembaca menjadi hakim dari tulisan-tulisan Anda. Setiap jenis tulisan ada pembacanya tersendiri. Kalau tulisan-tulisan Anda dinilai berkualitas, maka dengan sendirinya nilai itu muncul. Akan banyak yang menghubungi Anda untuk sekadar bertanya, konsultasi ingin belajar menulis, ingin dibantu menyusun karya tulis, atau mengundang menjadi narasumber. Bahkan mungkin saking banyaknya yang mengundang, Anda bingung untuk mengatur jadwal, bahkan terpaksa menolaknya dengan berat hati.
Walau Anda tidak menyampaikan secara eksplisit berapa tarif jasa profesional Anda, tapi pihak yang membutuhkan jasa Anda sudah bisa menimbang berapa Anda layak diberikan fee. Atau Anda juga bisa menentukan tarif sendiri. Biasanya semakin terkenal seorang penulis, maka fee-nya pun semakin besar, kecuali bagi pengundag yang dananya terbatas, biasanya suka meminta "keringanan" terkait fee.