Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Mengantisipasi Kepikunan Pasca-pensiun dengan Menulis

Diperbarui: 30 Januari 2020   08:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau mengacu kepada usia saya yang akan menginjak 40 tahun, sebenarnya saya masih terhitung usia produktif. Bahkan menuju batas usia sebagai PNS pun, misalnya usia pensiun saya pada usia 60 tahun, masih ada waktu 20 tahun lagi. Sebuah perjalanan yang masih jauh dalam meniti karier sebagai PNS di sebuah kementerian.

Walau demikian, saya jauh-jauh hari sudah berpikir bahwa masa pensiun itu pasti datang. Hanya soal waktu saja. Terbayang kalau misalnya saya pensiun tanpa banyak melakukan kegiatan, saya akan jenuh, bosan diam terus di rumah, bahkan mungkin stres, karena biasanya saya bekerja, saya terpaksa harus berhenti bekerja.

Berdasarkan kepada hal tersebut, saya memikirkan apa aktivitas yang saya lakukan pascapensiun? Maka saya dengan cepat memutuskan disamping banyak beribadah dan berolah raga, saya akan banyak membaca dan menulis. Mengapa?

Karena berdasarkan beberapa hasil penelitian yang saya pernah baca dan berdasarkan pengamatan saya, orang yang banyak membaca dan menulis tidak akan cepat pikun dan tampak sehat walau usianya sudah kepala tujuh atau kepala delapan.

Penyakit kepikunan ditandai dengan hilangnya ingatan atau kesulitan seseorang untuk memperoleh informasi yang sudah tersimpan di dalam otak. Meskipun kepikunan adalah bagian umum dari penuaan, kondisi ini juga dapat berupa sebuah gejala penyakit atau efek samping dari konsumsi obat-obatan atau suatu tindakan.

Ingatan dapat dipengaruhi oleh proses penuaan. Semakin tua seseorang, berbagai macam proses dan reaksi kimia terjadi pada beberapa organ vital, salah satunya adalah otak. Perubahan ini di sisi lain dapat mempengaruhi bagian pada otak yang bertanggung jawab dengan sistem saraf panca indera dan ingatan.

Penyebab pikun antara lain:

Dementia: Dementia adalah sebuah istilah yang luas yang menyangkut kerusakan atau cedera pada otak yang dapat membuat otak tidak dapat mengingat ingatan dan keahlian hidup seperti cara berkomunikasi atau cara makan.

Amnesia: Juga dikenal sebagai sindrom amnesic, adalah kondisi yang ditandai dengan kehilangan ingatan setelah suatu kejadian yang mengakibatkan trauma, seperti kecelakaan atau cedera.

Obat-obatan: Beberapa jenis obat-obatan, seperti obat antidepresan diketahui dapat mengubah susunan kimia otak, yang akhirnya dapat mempengaruhi kemampuan organ tersebut untuk menyimpan dan mengingat suatu ingatan.

Gaya hidup: Gaya hidup seseorang dapat menyebabkan terjadinya kepikunan. Belakangan ini ditemukan bahwa dalam tidur, otak menampilkan ulang aktivitas yang dilakukan sepanjkang hari di saat sistem saraf membangun hubungan baru. (sumber: docdoc.com).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline