Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Guru Penggerak dan Merdeka Belajar

Diperbarui: 17 Juni 2021   08:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami Guru Penggerak dan Merdeka Belajar (unsplash/annie-spratt)

"Guru Penggerak dan Merdeka Belajar". Dua jargon atau istilah tersebut diucapkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim pada beberapa kesempatan di hadapan pendidik dan tenaga kependidikan. 

Dua hal tersebut sampai dibuat menjadi tagar (#). Tujuannya adalah untuk meningkatkan motivasi guru dalam melaksanakan tugas sebagai ujung tombak pembelajaran dan untuk membangun paradigma pembelajaran yang menyenangkan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

Dua jargon tersebut merupakan hal yang baik. Walau demikian, agar bisa terealiasi dalam praktik pendidikan di Indonesia, tentunya perlu ditindaklanjuti dengan berbagai kebijakan Mas Menteri.

Khususnya dalam peningkatan mutu guru, karena kalau tidak diikuti dengan kebijakan dan program yang lebih operasional dan kontekstual, dikhawatirkan hanya menjadi jargon saja dan hilang ditelan waktu, dan saya yakin tentunya Mas Menteri tidak berharap demikian.

Baca juga : Peran Emosi bagi Motivasi Belajar Mahasiswa Selama Perkuliahan di Masa Perkuliahan Daring

Yang ada dalam benak saya, guru penggerak adalah guru yang aktif dan menjadi pelopor perubahan dan peningkatan mutu pendidikan di sekolah tempatnya bertugas, memiliki semangat pemelajar, aktif meningkatkan kompetensinya baik melalui forum-forum ilmiah yang dilaksanakan oleh pemerintah dan organisasi profesi, maupun secara mandiri, dan aktif juga berbagi ilmu dan pengalaman kepada rekan-rekan sejawatnya pada komunitas mereka baik secara tatap muka maupun secara online.

Merdeka belajar dapat diartikan situasi belajar yang aktif dan menyenangkan. Peserta didik bisa bebas memilih belajar dari berbagai sumber belajar dan bebas dari tekanan. Kalau istilah Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara, sekolah harus menjadi taman belajar bagi siswa.

Dalam pembelajaran yang merdeka, guru disamping berperan sebagai salah satu sumber belajar, juga berperan sebagai fasilitator pembelajaran. 

Baca juga : Sudut Pandang Islam, Psikologi, dan Biologi Terkait Masalah Motivasi Belajar

Sebagai seorang fasilitator pembelajaran, tentunya guru harus merancang pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga para peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Peserta didik generasi Z banyak yang sudah familiar dengan teknologi khususnya smartphone dimana gawai tersebut dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar. 

Oleh karena itu, guru pun harus memacu dirinya untuk mengikuti perkembangan zaman dan membimbing peserta didik agar menggunakan smartphone secara bijak dan bertanggung jawab.

Guru merdeka juga harus terekspresi dari kebijakan pemerintah yang memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengajar sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline