Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Widyaprada Ahli Madya BBPMP Jawa Barat. Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Langkah Praktis Melakukan Penilaian HOTS

Diperbarui: 16 November 2018   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

LANGKAH PRAKTIS MELAKUKAN PENILAIAN HOTS

Oleh:

IDRIS APANDI

(Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Penulis Buku Strategi Pembelajaran Aktif Abad 21 dan HOTS)

 Dalam melaksanakan kurikulum 2013, guru disamping didorong untuk melaksanakan pembelajaran yang HOTS (Higher Order Thinking Skills), juga didorong untuk menilai hasil belajar pada aspek pengetahuan yang HOTS.

Pembelajaran yang menerapkan HOTS bercirikan transfer pengetahuan (transfer of knowledge), berpikir kritis dan kreatif (critical thinking dan creativity) serta penyelesaian masalah (problem solving). Hal-hal yang dipelajari oleh peserta didik dalam pembelajaran meliputi fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.

Pembelajaran yang HOTS juga menerapkan kecakapan abad 21 atau 4C yang meliputi (1) komunikasi (communication), (2) kolaborasi (collaboration), (3) berpikir kritis dan menyelesaikan masalah (critical thinking and problem solving), (4) kreatif dan inovatif (creative and innovative). Berdasarkan kepada hal tersebut, maka pembelajaran HOTS dapat dapat diterapkan pada beberapa model pembelajaran, seperti pembelajaran menyingkap/ menemukan (inquiry/ discovery), pembelajaran berbasis masalah (problem based learning/PBL), dan pembelajaran berbasis proyek (project based learning/ PjBL).

Dalam pembelajaran HOTS, tingkat kemampuan yang diberikan kepada peserta didik bukan lagi kemampuan tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills/LOTS) seperti mengetahui (C-1), memahami (C-2), dan mengaplikasikan (C-3), tetapi kemampuan tingkat tinggi seperti menganalisis (C-4), mengevaluasi (C-5), dan mengkreasi (C-6). 

Intinya, peserta didik bukan lagi dijejali oleh ceramah guru dari awal sampai dengan akhir pembelajaran, tetapi memberi ruang kepada pesera didik untuk berpikir, meneliti, menelaah, menganalisis, hingga mampu menemukan dan mengontruksi sendiri pesan utama sebuah materi pembelajaran yang dipelajarinya. Siswa bukan hanya sekedar menyelesaikan sejumlah materi pelajaran, tetapi memiliki bekal yang akan diimplementasikan dalam kehidupannya. Itulah yang disebut sebagai pembelajaran kontekstual (CTL), pembelajaran bermakna (meaningful learning) dan pembelajaran tuntas (mastery learning).

Sebelum menerapkan pembelajaran dan penilaian HOTS, tentunya guru terlebih dahulu harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencerminkan pembelajaran dan penilaian HOTS, karena RPP tersebut akan menjadi panduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil pembelajaran HOTS akan diukur melalui penilaian HOTS pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuannya untuk mengetahui ketercapaian Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari sebuah Kompetensi Dasar (KD) yang diwakili oleh sebuah Kata Kerja Operasional (KKO).

Penilaian Aspek Pengetahuan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline