Lihat ke Halaman Asli

IDRIS APANDI

TERVERIFIKASI

Penulis 1070 lebih artikel dan 55 buku, trainer menulis, dan mengisi berbagai seminar/ workshop menulis, pendidikan, dan peningkatan mutu guru, baik di daerah maupun nasional.

Anti Korupsi dan Kekuatan Pendidikan Ibu

Diperbarui: 23 Desember 2017   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

ANTI KORUPSI DAN KEKUATAN PENDIDIKAN IBU

Oleh:

IDRIS APANDI

(Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial)

Pada bulan Desember ada sekian banyak tanggal yang diperingati sebagai hari penting, dua diantaranya adalah peringatan Hari Anti Korupsi yang diperingati tanggal 9 Desember dan Hari Ibu yang diperingati tanggal 22 Desember. Pada tulisan ini, saya ingin mengaitkan antara dua hari tersebut sebagai bahan refleksi bagi saya dan pembaca.

Korupsi masih menjadi persoalan serius di Indonesia. Pascalahirnya era reformasi dimana salah satunya adalah semangat memberantas korupsi, justru pada kenyataannya korupsi semakin menjadi-jadi. Korupsi terjadi pada berbagai lini, mulai dari kalangan legislative, eksekutif, hingga yudikatif.

Ratusan kepala daerah, anggota DPR/DPRD, menteri, mantan menteri, mantan pejabat eselon kementerian, dan pejabat di daerah harus meringkuk di jeruji besi karena terlibat korupsi. Kerugian negara bukan lagi milyaran, tetapi trilunan. Apalagi saat ini tengah ramai kasus e-KTP yang diperkirakan merugikan negara sebesar 2,3 trilyun.

Bukan hanya kalangan politisi, birokrat, dan aparat hukum yang terjerat korupsi, kalangan swasta pun banyak yang terlibat korupsi, karena biasanya terjadi persekongkolan dan tawar menawar diantara mereka dalam memuluskan sebuah proyek. Dengan demikian, korupsi dilakukan bukan hanya oleh sendiri, tetapi dilakukan secara berjamaah melalui modus yang sistematis.

Korupsi terjadi bukan hanya disebabkan karena terdesak kebutuhan, tetapi juga karena faktor keserakahan. Dan ini yang banyak terjadi. Ratusan politisi dan kepala daerah yang notabene sudah diberi gaji, fasilitas, dan berbagai tunjangan tersebut tetap melakukan korupsi. Biaya pilkada dan pemilu yang sangat mahal menjadi alasan utama melakukan korupsi. Belum lagi mereka harus mampu memelihara hubungan baik dengan para konstituen yang telah memilihnya, dan biasanya identik dengan pemberian bantuan terhadap proposal-proposal yang diajukan.

Anggaran negara dijadikan "bancakan" atau "kavling" korupsi bagi para politisi, kalangan birokrat, dan pengusaha seperti hanya yang terjadi pada kasus e-KTP. Pengusaha memberikan hadiah atau suap kepada pejabat dalam rangka memuluskan tender proyek atau sebagai bentuk ucapan terima kasih atas lolosnya proposal mereka.

Bagaimana kaitannya antara anti korupi dan peran seorang ibu? Ibu merupakan sosok yang mengandung calon bayi selama sembilan bulan, lalu melahirkannya, kemudian merawat anak-anaknya. Ibu adalah guru pertama bagi sang anak. Proses pendidikan bukan hanya setelah bayi lahir, tetapi juga semasa calon bayi berada dalam kandungan. Makanan yang dimakan oleh ibu akan menjadi nutrisi bagi calon bayi dalam kandungan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline